Yofamedia.com, Jakarta - Unlimited Productions berkolaborasi dengan Skop Productions (Malaysia), bersama A&Z Films, Komet Productions, dan Legacy Pictures, resmi menggarap ulang film horor fenomenal “Munafik” khusus untuk penonton Indonesia.
Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers yang menghadirkan produser Oswin Bonifaz, sutradara Guntur Suharjanto, perwakilan Skop Productions Datuk Dr. Yusof Haslam, serta penulis skenario Ali.
Remake ini menjadi proyek lintas negara yang menekankan pendekatan budaya Indonesia tanpa melepaskan kekuatan kisah aslinya. Oswin menegaskan komitmen panjang tim dalam menyiapkan adaptasi ini.
“Ini IP besar yang kami kerjakan serius sejak lama. Harapannya, versi Indonesia berdiri kuat dengan jati dirinya sendiri bukan menggantikan, melainkan menghadirkan pengalaman baru yang membanggakan penonton Indonesia,” ujar Oswin Bonifaz, Produser Unlimited Productions.
Ia menambahkan, proses akuisisi dan pengembangan IP ditempuh secara bertahap hingga tim siap memasuki tahap produksi.
Di sisi kreatif, Guntur merumuskan visi yang menempatkan nuansa horor seiring pesan emosional yang relevan bagi penonton Tanah Air. “Saya ingin membuat horor yang bukan sekadar menakut-nakuti, tapi punya pesan personal yang kuat. Versi Indonesia akan berakar pada kultur kita dari karakter, laku spiritual, hingga konteks sosial tanpa kehilangan ruh kisah aslinya,” kata Guntur Suharjanto.
Ia menekankan bahwa pemaknaan “Munafik” diperluas melalui karakter dan dialog, sehingga dekat dengan pengalaman sehari-hari penonton.
Dukungan penuh datang dari pihak pemilik IP. Mewakili Skop Productions sekaligus putranya, Syamsul Yusof (sutradara “Munafik” 1 & 2), Datuk Dr. Yusof Haslam menyebut kolaborasi ini sebagai momentum saling melengkapi bagi sineas kedua negara.
“Bahasa dan budaya kita saling memahami. Kolaborasi Indonesia-Malaysia menjadi tantangan sehat untuk sama-sama menghadirkan karya terbaik. Saya percaya kualitas sineas Indonesia dan Malaysia akan saling melengkapi, dan semoga film ini sukses di kedua negara,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penilaian yang jujur terhadap karya serta harapan agar proses produksi berjalan lancar dan diterima luas.
Dari ruang penulisan, Ali mengakui tantangan mengelola ekspektasi terhadap judul yang telah lebih dulu “meledak” di Malaysia. “Ekspektasi itu yang paling menantang.
Syukurlah prosesnya sangat terbantu oleh produser dan sutradara, sehingga dalam waktu relatif singkat naskah bisa terbentuk dengan arah yang jelas,” tutur Ali.
Pada sesi perkenalan, tim mengumumkan jajaran pemeran yang dipersiapkan untuk menghidupkan karakter-karakter kunci: Arya Saloka sebagai Adam, Acha Septriasa sebagai Fitri, Donny Damara sebagai H. Mansur, Nova Eliza sebagai Hj. Zulfa, Dimas Aditya sebagai Anwar, Izabel Jahja sebagai Umi Fitri, Elvira Davinamira sebagai Hanifa, Oce Permatasari sebagai pembantu H. Mansur, serta Faqih Alaydrus sebagai Amir.
Dengan fondasi kreativitas yang dirancang khusus untuk lanskap budaya Indonesia dan sinergi produksi Indonesia–Malaysia, “Munafik” versi Indonesia ditargetkan menyajikan pengalaman horor berintensitas tinggi yang tetap berpijak pada nilai-nilai lokal sebuah penawaran baru bagi penonton yang telah mengenal waralaba aslinya sekaligus pintu masuk bagi penonton baru. [Lia]

Posting Komentar