Film La Luna, Singgung Masyarakat Konservatif Malaysia

Yofamedia.com, Jakarta - Sudah cukup lama kita tidak mendengar kiprah film dari negeri jiran di bioskop-bioskop di tanah air. Nah kerinduan penonton sebentar lagi akan terjawab karena akan beredar sebuah film bergenre drama komedi yang judulnya sangat eksotik, yaitu La Luna. 

Film ini berkisah tentang kehidupan di sebuah kampung di Malaysia Bernama Bras Basah. Nama ini mengingatkan saya akan sebuah kawasan di pusat kota Singapura yang bahkan menjadi nama salah satu stasiun MRT di Kota Singa itu. Tadinya saya mengira bahwa film itu mengambil tempat di sana. Namun dalam press conference itu kemudian terungkap bahwa nama Bras Basah ini adalah desa fiktif karena film sendiri diambil di Kuala Kangsar di negara bagian Perak. Nama Bras Basah mungkin digunakan karena sang sutradara memang berasa dari Singapura. 

Dalam film ini digambarkan bahwa kehidupan di kampung Bras Basah ini masih sangat tradisional atau bisa juga dibilang konservatif. Masyarakat masih sangat religius dan peran seorang ulama Bernama Tok Hassan sangat dominan dalam mengatur kehidupan Masyarakat. Sehingga ada yang boleh dan mana yang tabu. Tok Hassan sendiri dibantu oleh Ustaz Fauzi yang masih berusia muda dalam kegiatan keagamaan sehari-hari di Kampung Bras Basah ini.

Di kampung ini pula tinggal Salihin, seorang polisi berstatus duda dengan anak gadisnya yang baru berangkat remaja Bernama Azura. Salihin sangat protektif terhadap Azura karena ia adalah putri satu-satunya setelah ditinggal kawin lagi oleh mantan istrinya.

Kehidupan yang aman dan damai di kampung ini mulai berubah dengan kedatangan Hanie Abdullah, yang merupakan cucu pemilik rumah tua yang sudah lama dibiarkan kosong. Hanie kemudian merenovasi rumah ini dan dijadikan sebuah toko yang menjual pakaian dalam Wanita. Toko ini diberi nama La Luna.

Nah, kehadiran toko pakaian dalam yang lumayan seksi ini memberikan nuansa baru bagi kehidupan orang kampung. Masyarakat mulai bisa menerima kehadiran La Luna, namun Tok Hassan sangat menentang La Luna karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama dan budaya setempat.

Salihin sendiri mulai dekat dengan Hanie, sementara, Hanie sendiri bekerja paruh waktu seusai sekolah di Toko La Luna. Selain mengisahkan Azura yang mulai pacaran dengan Yazid, film ini juga mengisahkan tentang kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Yam. Hanie mencoba memberikan perlindungan kepada Yam dari suaminya Pa'at di La Luna. Dan serangan terhadap La Luna pun kian keras. Bagaimana cara Hanie menghadapi penolakan Tok Hassan, dan bagaimana kelanjutan hubungan Salihin dengan Hanie?

Dalam press conference yang menghadirkan Shaheizy Sam dan Sharifah Amani serta sutradara Raihan Halim ini juga terungkap bahwa film ini diberi judul La Luna karena dengan kehadiran kedai pakaian dalam ini dapat membuat sebagian besar penduduk kampung pergi ke bulan. 

Selain itu juga dibahas mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan peran agama yang bisa digunakan sebagai senjata untuk melindungi pelaku kekerasan tersebut. Film ini mencoba mendobrak kehidupan desa yang konservatif itu dengan cara yang unik, yaitu menghadirkan pakaian dalam wanita sehingga menghasilkan sebuah komedi yang tidak saja menghibur tetapi sekaligus membuat kita bisa bercermin dan merenung akan makna kehidupan.

Saksikan film La Luna yang akan tayang mulai tanggal 6 Desember 2023 di bioskop-bioskop Indonesia. [Red]



0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2