Holy Spider, Film Asal Iran Bertema Pembunuh Berantai Tayang di JAFF 2022

Yofamedia.com, Yogyakarta - Gelaran JAFF 2022 dimeriahkan oleh film berjudul Holy Spider. Holy Spider sendiri menceritakan tentang seorang jurnalis perempuan yang pergi ke kota Mashhad di Iran. Jurnalis tersebut sedang menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang pelakunya dijuluki sebagai Holy Spider. Sosok Holy Spider ini membunuh para perempuan yang bekerja sebagai pekerja seks komersial di sana.

Holy Spider adalah film yang kelam, ironis, dan memiliki muatan diskursus yang sangat luas dalam banyak tafsir nya. Dibentuk dalam Psychological Thriller, Holy Spider bukan film misteri pembunuhan dengan Pace yang dinamis dan tipe film yang membuat jantung berdegup kencang. Film ini sangat slow burn dan tipe film yang bisa membuat kita menahan nafas hingga ekspektasi di kepala kita pecah dengan scene - scene yang bizzare. 

Yes, Holy Spider berusaha berhati-hati dalam menggarap scene demi scene, sequence demi sequence, bukan untuk kelihatan sinematik (sepertinya), melainkan untuk meraup investasi emosional penonton kepada semua karakter yang ada. Layaknya irama, Holy Spider tidak hanya berkutat di slow burn, tapi kerap eksekusi nya begitu cepat layaknya film Crime Thriller yang dari potensi premisnya sudah emas.

Mehdi Bajestani sebagai Saeed adalah nyawa dan penggerak semua yang ada di film ini. Jika kisanak adalah penggemar Serial TV Mindhunter, film ini adalah kisah paling solid dan mampu merangkum apa yang terjadi di Season 1 dan Season 2. Holy Spider disini bukan layaknya menebak siapa pembunuh atau bermain kucing-kucingan antara si pengejar dan dikejar, tapi bagaimana kedua pivot dalam film ini bergerak, tidak hanya journey karakter nya yang bagus, tapi ketebalan karakterisasi Zar Amir Ebrahimi sebagai Rahimi dan Mehdi sebagai Saeed. 

Kita akan benar-benar merasakan eskalasi karakter Saeed yang sedari awal hanya menjalankan karena tugas suci dan ajaran Tuhan, hingga menjadi Serial Killer yang memiliki ketergantungan dan kesukaan khas terhadap korban - korban PSK yang ia bunuh, kelihatan dari bagaimana sang Filmmaker membuat adegan pembunuhan nya rinci demi rinci, perlahan demi perlahan, tidak dijadikan satu kesatuan, tapi penonton disuruh sabar untuk melihat kekejian demi kekejian. Film ini juga bergerak sangat realistis, tidak ada bumbu dramatisasi yang berlebihan, malahan mimik dan gesture di film ini adalah kekuatan paling besar dari para aktor. Camera Works yang banyak close up dan unik mendukung atmosfer yang diciptakan melalui Scoring kejam dan syahdu.

Holy Spider sangat bermain di ranah definitif dan kontekstual. Yang mungkin bisa membuat film ini menjangkau emosi kita karena pesan, kritik, dan karakterisasi di film ini sudah subtle dari awal. Filmmaker dan para aktornya sudah tahu apa yang akan mereka sajikan. Dan tipe penonton adalah yang sudah bersinggungan dengan Saeed dari awal, atau ada yang mengira cara Saeed adalah salah satu mengentaskan pelacuran yang (bisa saja menyebabkan HIV/AIDS dan pengedaran Narkoba), atau pemikiran ini akan merusak tatanan sosial beragama, atau ada pemikiran yang switch, tergantung tafsir sepanjang film. Yang pastinya, kita akan dibuat geleng - geleng dengan dialog demi dialog yang disajikan. Kritik terhadap Sosial - Ekonomi - Politik juga disajikan dengan gamblang di film ini, khas orang Asia. 

Dunia Lokalisasi dalam beberapa aspek terkadang bukan hanya masalah moralitas orang pengen berhubungan seksual, melainkan dalam dari itu. Ada keputusasaan, ada masalah finansial, dan tekanan dari keluarga. Masalah sosial juga bukan hanya karena para PSK jauh dari agama, tolak ukur dan sudut pandang juga diberikan bagaimana para suami - suami di daerah ini juga gemar melakukan hubungan seksual yang bisa mengarah ke masalah kesehatan. Dan Kebijakan Politik di film ini memang digantungkan kepada suasana Pemilihan Umum, persis dengan negara-negara Asia pada umumnya.

Secara keseluruhan, Holy Spider berhasil mengguncang nurani. Pilu dan miris, dengan akhir yang menyisakan jejak menuju ruang gelap. Nah, bagi kalian yang penasaran dengan filmnya, masih ada 1 kali pemutaran di JAFF 2022, yakni pada hari Senin, 28 November 2022 pukul 19.30 WIB. Jangan lewatkan! [Budi Prasetyo]









0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2