Hadir dengan cerita yang baru dengan berbagai dinamika yang ada, karakter yang berlapis, komedi absrud namun makin matang, dan chemistry yang semakin kuat dari kuartet Standup Comedian tersebut, Agak Laen 2: Menyala Pantiku pastikan penonton akan move on dari versi film sebelumnya.
Produser Agak Laen 2: Menyala Pantiku, Ernest Prakasa mengatakan, mereka sudah sepakat bahwa Agak Laen akan dibentuk seperti format Warkop DKI. Sehingga dari film satu ke film yang lainnya akan selalu ada cerita baru lagi. Ernest pun mengaku untuk mendapatkan cerita yang segar, membutuhkan brainstorming yang kuat.
"Kayaknya kalau tersandera dari film sebelumnya jadi tidak seru kan. Kita sepakat kalau Agak Laen rumah hantu kemarin banyak yang suka, lalu kita mau bikin berikutnya, kita mau bikin cerita baru. Makanya ini sudah kita rancang sebelumnya. Jadi saat ini ramai, lalu kita mau brainstorming lagi. Akhirnya kita memilih panti jompo, pertimbangan dari Acho juga sih," ujarnya dalam konferensi pers film Agak Laen: Menyala Pantiku, Kamis (21/11).
Pemilihan latar belakang panti jompo, kata Sutradara Agak Laen: Menyala Pantiku, Muhadkly Acho, karena belum ada film yang mengambil tempat tersebut sebagai situasi film. Biasanya panti jompo kerap digambarkan sebagai tempat yang menyeramkan, kelam, dan gloomy. Mereka pun ingin tempat ini 'menyala', sehingga panti jompo bukan lagi sesuatu yang suram.
"Seru rasanya menempatkan mereka berempat ke sebuah setting Panti Jompo. Kayaknya akan terjadi benturan komedi banget. Memang dari awal konsepnya Agak Laen adalah bagaimana setiap karakter membawa elemen dirinya di kehidupan nyata. Waktu itu sempat nggak direstui. Boris diketahui suka hal-hal tentara-tentaraan. Jegel yang LDR sama ibunya. Bene di kehidupan nyata memang menyekolahkan adiknya itu real story. Oki juga pernah melalui proses persalinan saat kondisi hidup belum sebaik sekarang. Nah Boris, pernah juga dia," kata Acho.
Berbeda dengan film sebelumnya yang mengambil genre komedi-horor, dalam film kedua Agak Laen ini menggabungkan misteri-investigasi dengan komedi. Acho mengakui, agak kesulitan untuk memadukannya. Apalagi dalam film yang punya setting misteri-investigasi, harus memperhatikan pengambilan gambarnya seperti apa, dan bagaimana memvisualisasikan adegan supaya terasa intensitasnya.
"Kalau dilihat di filmnya kan ada sedikit-sedikit gerakan actionnya, nah mereka menggunakan koreografer juga nih. Selain itu, dari scoring juga, teman-teman bisa merasakan bahwa scoring di film kedua ini jauh lebih dieksplor dibanding yang pertama. Karena memang rohnya ada di situ-investigasi dan misteri," ungkapnya.
Film pertama Agak Laen diakui mengundang gelak tawa tiada henti di sepanjang filmnya. Ekspektasi penonton tentu saja sangat tinggi di film kedua mereka ini. Namun kuartet Agak Laen meyakinkan bahwa para penonton Agak Laen: Menyala Pantiku akan melompat dari kursi dalam adegan-adegan 'spesial' yang ada di dalamnya.
"Maksudnya itu juga reaksiku pas baca script. Kita tahu Acho paling jago menarik komedi sejauh mungkin. Jadi pas baca, aku udah kebayang ini bakal bikin orang lompat. Aku sampai ceritain ke orang tua. Mamaku lompat, bapakku lompat. Semua lompat. Sampai sekarang belum mendarat rasanya," kata Indra Jegel sambil bercanda.
Bukan hanya itu, di film ini chemistry mereka berempat pun semakin kuat. Ketika ditanya tentang treatment khusus untuk menambah chemistry yang ada keempatnya pun kompak menyatakan semua ini karena persahabatan mereka selama bertahun-tahun. Terlebih di adegan-adegan intens, mereka sama sekali tak merasa ada jarak.
"Ya, kami sudah berteman lama, jadi sudah tahu bagaimana ngejalani scene-scene itu sih," ungkap Oki Rengga. "Paling-paling sih bagaimana menjadi detektif ya. Kami punya konsultan detektif konsultan dari kepolisian. Soalnya kami kan menggunakan atribut dari institusi kepolisian jadi harus punya sumber yang terpercaya biar tidak salah," tambah Ernest.
Bukan hanya kuartet Agak Laen yang harus membangun chemistry mereka lebih intens, Ariyo Wahab yang berperan sebagai Kapten Ariyo juga harus ekstra konsentrasi ketika digabungkan dengan grup tersebut. Sebagai film komedi pertamanya, Ariyo mengaku harus total mendalami karakter, sebab kalau tidak konsentrasi, sulit berhadapan di lokasi syuting karena tertawa tanpa henti.
"Di sini saya harus total banget mendalami karakter, karena kalau nggak, saya bakal ketawa terus liat mereka. Tapi kami sudah ada sesi reading. Nah, reading itu tempat saya ngabisin ketawa. Terus yang enaknya, syutingnya benar-benar menyenangkan. Dan saya senang karena ini film komedi pertama saya. Jadi saya banyak bergantung pada Acho. Dia itu orang yang sangat detail. Apa yang harus saya lakukan dijelasin dengan sangat rinci, jadi saya cepat paham. Itu yang bikin saya nyaman memerankan karakter di film Agak Laen: Menyala Pantiku," kata Ariyo Wahab.
Selain itu, Ernest mengaku setiap film yang dirilis Imajinari, dia tidak pernah menerapkan ekspektasi apapun terutama pada penonton yang hadir. Tapi mereka sadar betul bahwa ekspektasi penonton terhadap mereka cukup besar. Sehingga berbekal keyakinan mereka terhadap kinerja di film ini mulai dari penulisan hingga treatment directing sangat diulik.
"Kami berusaha meningkatkan segala hal dari film sebelumnya-baik treatment, budget produksi, maupun detail teknis lainnya. Kalau ditanya soal jumlah penonton, kami selalu merasa angka sebelumnya (9 juta) itu bukan angka yang wajar. Keajaiban kan nggak terjadi dua kali. Yang 9 juta itu kan nggak mungkin dua kali terjadi. Tapi mudah-mudahan bisa terjadi lagi, amiinn," tutup Ernest.
Sementara itu, selain kuartet Agak Laen, film Agak Laen: Menyala Pantiku turut dibintangi Tissa Biani, Ariyo Wahab, Gita Bhebita, Chew Kin Wah, Jajang C. Noer, Tika Panggabean, Jarwo Kwat, Egy Fedly, Priska Baru Segu, Boah Sartika, Ayushita, dan Surya Saputra ini aka hadir di layar-layar bioskop kesayanganmu mulai 27 November 2025 di seluruh Indonesia dan tayang di Malaysia mulai 4-7 Desember 2025. [Red]



Posting Komentar