Pesta Literasi Indonesia 2025 Siap Hadir di 12 Kota dengan Semangat “Cerita Khatulistiwa”

Yofamedia.com, Jakarta - Gramedia Pustaka Utama, unit penerbitan dari Gramedia, resmi mengumumkan penyelenggaraan Pesta Literasi Indonesia 2025 melalui sebuah konferensi pers yang berlangsung di Gramedia Jalma pada Kamis (28/8). 

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh publik, antara lain Ernest Prakasa dan dr. Jiemi Ardian, serta perwakilan dari komunitas literasi, para penulis, dan bookstagram. Kehadiran mereka menandai dimulainya rangkaian kegiatan literasi berskala nasional yang akan digelar sepanjang September mendatang.

Mengusung tema “Cerita Khatulistiwa”, Pesta Literasi Indonesia tahun ini dirancang sebagai ruang pertemuan dan dialog antara penulis, pembaca, komunitas, serta pegiat literasi dari berbagai daerah di Nusantara. 

Tidak seperti pelaksanaan sebelumnya yang berfokus pada satu lokasi, edisi 2025 akan menjelajahi dua belas kota di Indonesia, antara lain Bogor, Garut, Magelang, Malang, Manado, Ambon, Jayapura, Makassar, Medan, Padang, Pekanbaru, dan Pontianak. 

Kehadiran acara di berbagai wilayah ini bertujuan memperluas jangkauan literasi, menghadirkan ruang berbagi cerita, serta mempertemukan beragam perspektif dan pengalaman dari masyarakat di berbagai penjuru negeri.

Dalam pelaksanaannya, Pesta Literasi Indonesia 2025 akan berkolaborasi dengan tiga belas komunitas literasi. Beberapa di antaranya adalah Kayuh Literasi, Sadar Setara, Sundayreads Club Magelang, Dudukbaca, Perkumpulan Literasi Sulawesi Utara, Kedai Buku Jenny, Jazirah Timur Labuhan Kata, Papuansspeak, Torang Baca, Ngobrol Buku, Buku Bacarito, Rangkum & Uraikan Book Club, dan Suara Literasi Membara.

Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkaya ragam kegiatan yang dihadirkan, mulai dari donasi buku, membaca bersama, diskusi panel, diskusi buku, workshop, kompetisi literasi, pengiriman karya untuk antologi, hingga bazar.

Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025, Amie Puspahadi, menegaskan bahwa acara ini lebih dari sekadar perayaan buku. Menurutnya, Pesta Literasi Indonesia merupakan wadah pertukaran gagasan sekaligus sarana untuk tumbuh bersama. 

“Pesta Literasi Indonesia bukan sekadar selebrasi buku dan bacaan. Ini adalah ruang dialog, ruang perjumpaan, dan ruang tumbuh bersama antara pembaca dan penulis, antara komunitas dan ide-ide baru. Melalui tema Cerita Khatulistiwa, kami ingin mengajak masyarakat saling mendengar dan saling mengenal, demi Indonesia yang lebih terbuka dan berpengetahuan,” ujarnya.

Amie juga menambahkan bahwa literasi bukan hanya sebatas kemampuan teknis membaca, melainkan juga menyangkut kesadaran masyarakat untuk memahami realitas di sekitarnya. 

Ia menegaskan, “Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca, melainkan juga tentang keberdayaan masyarakat untuk memahami dunia di sekitarnya. Melalui Pesta Literasi Indonesia 2025, kami ingin terus mendorong semangat itu hidup di setiap kota yang kami singgahi.”

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2023, Pesta Literasi Indonesia telah menjadi agenda tahunan yang mempertemukan ribuan orang dari berbagai latar belakang untuk terlibat dalam gerakan membaca dan menulis. 

Kehadirannya di dua belas kota tahun ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat ekosistem literasi nasional, memperluas akses masyarakat terhadap kegiatan literasi, dan memperkokoh peran literasi sebagai fondasi bangsa yang cerdas, inklusif, serta berdaya saing. [Lia]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2