Yofamedia.com, Jakarta - Badan Restorasi Gambut (BRG) menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) Restorasi Gambut di Lahan Konsesi Perkebunan. Kegiatan yang berlangsung pada 27-29 April lalu diperuntukkan bagi pemegang konsesi perkebunan yang berada di target restorasi Provinsi Kalimantan Barat. Bimtek ini diikuti 20 orang peserta mewakili 13 perusahaan. Di Kalbar sendiri setidaknya ada 36 perusahaan perkebunan yang berada di wilayah target restorasi gambut.
“Pandemi virus Covid-19 menyebabkan adanya pembatasan interaksi fisik untuk upaya pencegahan penyebaran virus lebih luas. Karena itu kami sekarang melakukan Bimtek secara daring atau online,” ujar Kepala Sub Kelompok Kerja Pengelolaan Lahan Konsesi BRG, Dermawati Sihite.
Bimtek bertujuan agar kegiatan restorasi gambut di lahan konsesi perkebunan dapat berjalan dengan baik. Myrna A. Safitri, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG pada sambut pembukaan Bimtek menyampaikan, ”Kegiatan ini merupakan salah satu fungsi edukasi BRG, yaitu pemberian asistensi teknis kepada pemegang konsesi untuk melaksanakan restorasi gambut sesuai peraturan perundang-undangan.” Pihaknya berharap kegiatan Bimtek ini menjadi forum konsultasi perusahan dengan para pakar.
Tiga pakar memberi materi dalam Bimtek ini, yaitu Prof. Dr. Azwar Maas, M.Sc. dari UGM, Ir. L. Budi Triadi, Dipl. HE. IPU SDA dari Kementerian PUPR, dan Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr dari IPB. Mereka masing-masing memberikan materi tentang karakteristik lahan gambut, hidrologi dan tata air di lahan gambut serta pengendalian kebakaran lahan gambut.
Prof. Bambang Hero Saharjo dari IPB mengatakan, “Menjelang musim kemarau, semua pihak harus waspada terhadap ancaman bahaya kebakaran khususnya pada lahan gambut. Perusahaan peserta bimtek on line tetap perlu diberikan supervisi di lapangan, bila kondisi sudah memungkinkan. Agar mereka tidak mendengar teori saja tapi juga praktik di lapangan". Prof Bambang adalah ahli kebakaran hutan dan lahan dan saat ini aktif menjadi kepala Laboratorium Kebakaran Hutan Fakultas Kehutanan, IPB.
Bimtek dengan metode daring merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh BRG. Pada Bimtek sebelumnya dilakukan dengan tatap muka dan praktik secara langsung di lapangan. Ir. L. Budi Triadi, Dipl. HE. IPU SDA, yang juga merupakan anggota kelompok ahli BRG untuk bidang tata air, menyambut baik penyelenggaraan Bimtek daring di tengah situasi pandemik ini. Walaupun demikian, beliau juga menyatakan bahwa metode ini tentu ada kelemahannya seperti tidak dapat melihat lapangan dan melihat permasalahan aktual yang ada di lapangan.
Muzakki dari PT. NJP yang menjadi salah satu peserta Bimtek menyampaikan bahwa, pelatihan dengan cara daring cukup bagus. Walaupun masih belum bisa mengalahkan pertemuan secara fisik. Dalam pelatihan dengan metode daring, peserta bisa lebih fokus, karena langsung berhadapan dengan komputer. Walaupun ini sangat tergantung minat dan latar belakang pendidikan peserta. “Kami berharap bimbingan teknis ini perlu terus dilanjutkan dengan beberapa catatan perbaikan. Panitia baiknya memberikan materi terlebih dahulu kepada peserta untuk dipelajari. Peserta yang merupakan para praktisi akan bisa menyiapkan studi kasus yang mereka hadapi kalau mereka tahu terlebih dahulu apa yang akan dipelajari”, saran Muzakki. [Red]
Posting Komentar