SCG Mengajak Para Pemimpin Berkolaborasi untuk Membangun Dunia yang Lebih Baik

Hasil gambar untuk SCG
Yofamedia.com, Jakarta - Hari ini (26/8/2019), SCG menandai dimulainya Forum Sustainable Development (SD) Symposium yang ke 10 kalinya, sejak simposium pertama pada tahun 2010 lalu. “Circular Economy - Collaboration for Action" adalah tema dan konsep yang disusun untuk SD Symposium 10 Years, yang bertujuan mendorong kolaborasi dan jejaring antara sektor bisnis, publik, dan pemerintah untuk mendukung pembangunan keberlanjutan yang lebih baik bagi dunia. Pemimpin terkemuka dari Indonesia, bersama dengan jajaran otoritas global, para pemimpin bisnis dan eksekutif dari berbagai negara, diundang untuk bertukar pikiran dan pengalaman seputar Circular Economy. Dr.Ir. Safri Burhanuddin, DEA (Deputi IV bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim; Koordinator Kementerian Kelautan Republik Indonesia) akan mewakili Indonesia sebagai salah satu panelis dalam forum SCG SD Symposium 10 Years.

“Dari tahun ke tahun kami selalu berusaha membangun kesadaran para pemimpin dunia untuk melihat dampak model industri ekstraktif take-make-waste. Ekonomi sirkular bertujuan untuk mendefinisikan kembali pertumbuhan, dan fokus pada manfaat positif yang lebih luas. Banyak perusahaan, telah mulai menerapkan konsep ekonomi sirkular untuk produk mereka. Misalnya, Timberland telah bermitra dengan Omni United, produsen ban, untuk memproduksi sepatu menggunakan ban daur ulang. Sepatu merupakan salah satu pengguna bahan baku karet terbesar. Setelah ban mencapai akhir usia produknya, mereka diolah menjadi karet remah. Karet remah diolah lagi menjadi lembaran karet untuk sol sepatu Timberland,” demikian disampaikan Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG, “Tahun ini, kami berfokus mendorong sektor bisnis untuk menerapkan konsep sirkular ekonomi dalam bisnis mereka dan mendorong untuk memulai kolaborasi lintas sektor. Dengan SD Symposium 10 Years “Circular Economy – Collaboration for Action” kami berharap para pemimpin akan mendapatkan perspektif baru dan terinspirasi untuk mengadopsi konsep ini."
Indonesia ambil bagian dalam sesi diskusi panel yang menyoroti kerjasama untuk ekonomi sirkular dalam SD Symposium 10 Years. Indonesia seperti halnya Thailand sebagai bagian dari ASEAN, memiliki karakteristik yang mirip dan menantang. ASEAN menjadi pusat manufaktur utama yang melayani permintaan dunia yang terus meningkat, dan tanpa disadari mengakibatkan pengurangan sumber daya. Oleh karena itu, butuh pemikiran segar dan solusi untuk mempromosikan pembuatan produk maupun jasa dengan menggunakan inovasi sekaligus mendorong efisiensi. SD Symposium menjadi platform bagi para pendukung dan aktivis pembangunan berkelanjutan untuk berbagi pengetahuan dan keahlian mereka dengan entitas perusahaan lainnya, untuk bersama-sama menggerakkan praktek ekonomi sirkular.
“SCG memandang ekonomi sirkular adalah kunci untuk mencapai tujuan akhir perkembangan berkelanjutan, yang membutuhkan kolaborasi dari para pemimpin di dunia, termasuk di ASEAN. Oleh karena itu, kami mengundang para pemimpin pemimpin, termasuk dari Indonesia, untuk sama-sama angkat bicara dalam forum SD Symposium. Kami percaya penerapan konsep ekonomi sirkular mampu meningkatkan daya saing dan membawa peluang pertumbuhan di tingkat global, untuk dunia yang lebih baik,” ungkap Roongrote.
Jika penghematan sumber daya bisa benar-benar dipraktekkan sesuai konsep ekonomi sirkular, maka secara efektif dapat membantu mengurangi biaya operasi perusahaan. Lebih luas lagi, ekonomi sirkular juga dapat membantu mengurangi emisi karbon, yang mengarah pada peningkatan dan membuat kehidupan yang lebih baik. [Red]




0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2