Serah Terima Jabatan Direktur Eksekutif PKBI

YofaMedia.com, Jakarta - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyelenggarakan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Direktur Eksekutif di Wisma PKBI, Jakarta (15/4). Sertijab dilakukan oleh Direktur Eksekutif PKBI 2017-2019 Rr. Satyawanti kepada Eko Maryadi, jurnalis yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 2011-2014 dan Ketua Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) 2014-2018.

Dalam sambutannya Ketua Pengurus Nasional PKBI Ichsan Malik memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas kerja keras Direktur Eksekutif PKBI 2017-2019 selama memimpin PKBI. “Terima kasih kepada Ibu Wanti atas segala jasanya sebagai Direktur. Semoga ikatan yang terjalin baik tetap terjaga sebagai relawan PKBI sampai kapanpun,” tutur Ichsan Malik.


Ichsan Malik berharap Direktur Eksekutif yang baru dapat memberikan warna dan menguatkan sinergi dengan elemen internal dan eksternal yang sudah dibangun sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan masyarakat Indonesia ke depan.

“Sinergi dengan internal dan eksternal merupakan kekuatan yang kembali harus digiatkan PKBI. Eksekutif diharapkan menjadi lokomotif sekaligus jembatan komunikasi dalam menguatkan kepercayaan semua pihak. Untuk itu penguatan nilai-nilai organisasi harus menjadi garda terdepan dalam upaya pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Sehingga, keluarga yang bertanggung jawab dan toleran, sebagai kredo PKBI dapat terwujud di masyarakat,” jelas lohan Malik.

Pada dasarnya ada tiga hal filosofis yang selalu dikaitkan dengan “brand” PKBI, yakni kepeloporan, dikaitkan dengan program-programnya. Kemudian, kerelawanan dan kemandirian yang berkaitan erat dengan perjalanan organisasinya. Tiga hal ini harus dijaga benar untuk mewujudkan visi dan misi PKBI.


Dewasa ini PKBI menghadapi dua tantangan sekaligus, pertama pada dimensi kelahiran dan kesehatan. Terlihat seperti berulangnya siklus yang terjadi pada tahun 1970-an di Indonesia. Tingkat kelahiran tinggi kembali, kematian ibu terus terjadi bahkan meningkat. Hal yang mengherankan, usia perkawinan usia muda kembali meningkat.

Tantangan kedua, kecenderungan masyarakat Indonesia yang semakin intoleran terhadap segala perbedaan yang ada di masyarakat kita, seperti perbedaan agama, etnik, gender, disabilitas dan orientasi seksual.

“Masyarakat kian jauh dari toleran. Perbedaan dianggap sebagai jurang pemisah. Padahal kita tahu bersama, perbedaan adalah sesuatu yang telah terberi. PKBI tanpa lelah akan terus mempromosikan toleransi di setiap tingkatan organisasi,” tutur Ichsan Malik.

Toleran pengertian dasarnya adalah menghormati perbedaan yang ada, bisa perbedaan agama, etnik, gender, disabilitas. Ketika seseorang atau sekelompok orang merasa tidak aman dan merasa terancam oleh kelompok lainnya, maka di sinilah akan lahir intoleransi.

Sehingga ke depan, melalui berbagai programnya yang inovatif dan sinergi dengan berbagai pihak, PKBI akan terus berupaya menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut, demi terciptanya keluarga yang bertanggung jawab dan toleran. [Lia]


0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2