Yofamedia.com - Kita semua tahu, bahwa belakangan ini ada dua kubu yang saling bertentangan mengenai bentuk sebenarnya dari planet yang kita tempati ini, bumi. Adalah penganut keyakinan dengan berbagai teori bumi datar mereka yang menjadi kontroversi, sebab sejak lahir kita diajarkan dan para ilmuwan pun mengatakan bahwa bumi itu bulat.
Kita lewati dulu sejarah dan pro-kontra orang bumi bulat vs orang bumi datar.
Baru-baru ini, Google Maps merilis sebuah fitur yang diberi nama Mode Globe. Mode Globe dirancang untuk mengatasi masalah jika dengan proyeksi datar yang sebelumnya digunakan.
Proyeksi atau penglihatan dalam bentuk datar memang tidak secara akurat menggambarkan area wilayah yang jauh dari khatulistiwa. Misalnya, Greenland tampaknya hampir sama dengan ukuran Afrika meskipun sebenarnya jauh lebih kecil daripada benua.
Lewat Twitter, Google mengatakan Mode Globe yang baru dirilisnya memperbaiki masalah itu.
"Dengan Mode Globe 3D di desktop Google Maps, proyeksi Greenland tidak lagi sebesar Afrika," tim Google Maps men-tweet pada hari Sabtu (4/8/2018).
Mode Globe hanya tersedia di desktop dan seperti Google Earth, adalah bagian dari upaya perusahaan untuk menghadirkan representasi dunia yang lebih akurat kepada penggunanya.
Sementara, bagi penganut teori bumi datar yang percaya planet kita ini dikelilingi oleh dinding es dan gravitasi itu tidak ada menyebut bahwa Mode Globe dari Google Maps tersebut adalah teknik pemetaan yang salah.
Ya, meski tujuan Google Maps meluncurkan mode Globe ini untuk membuat penggambaran wilayah-wilayah jadi lebih akurat, secara tidak langsung dengan Mode Globe-nya Google Maps ada di pihak bumi bulat.
Bagaimana wahai penganut bumi datar? Kecewa kah dengan apa yang Google lakukan? [Red]
Posting Komentar