Yofamedia.com - Anak-anak dan orang dewasa yang biasa minum antibiotik berisiko mengalami batu ginjal dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya. Padahal, sebagian besar dokter di dunia, khususnya di Indonesia, umumnya memberikan resep antibiotik kepada pasien yang berobat.
Peneliti menganalisis data kesehatan elektronik yang dikumpulkan sejak 1994 hingga 2015 sebanyak 25.981 orang mengalami batu ginjal. Sebagai pembanding, kelompok kontrol sebanyak 259.797 orang tidak mengalami batu ginjal.
Peneliti melihat data resep obat yang pernah diberikan kepada mereka. Resep yang dipantau adalah menggunakan antibiotik.
“Tanpa diragukan, antibiotik memang menyelamatkan jutaan orang dari infeksi mematikan. Tapi, di tengah banyak keuntungan, antibiotik tetap menyimpan sisi suram,” kata pemimpin penelitian Dr. Gregory Tasian dari Rumah Sakit Philadelphia.
Tasian mengungkapkan, hasil penelitian ini menyarankan agar masyarakat tidak perlu menggunakan antibiotik jika memang tidak diperlukan.
“Perlunya keadilan dalam penggunaan antibiotik dan perlunya pengurangan antibiotik untuk menangani penyakit,” katanya.
Ilmuwan mengungkapkan antibiotik merupakan komposisi yang terbuat dari mikrobiotik, baik bakteri, virus, dan fungsi yang biasa terdapat di dalam tubuh manusia. Sayangnya, perubahan mikrobiotik itu berkaitan dengan pembentukan batu ginjal. Dan risiko batu ginjal bisa menyerang orang dewasa dan anak-anak.
Pembentukan batu ginjal sendiri memerlukan waktu bertahun-tahun.
“Faktor perubahan iklim dan perubahan mikrobiotik pada makanan tidak sehat jua berpengaruh pada pembentukan batu ginjal,” kata Jeremy Burton, peneliti dari Universitas Western Ontario. [Red]
Posting Komentar