Yofamedia.com, Jakarta - Pluralitas agama, budaya, ras, bahasa, dan adat istiadat yang dimiliki bangsa Indonesia, jelas merupakan kekayaan spiritual yang tidak ternilai untuk terus dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini. Di satu sisi, pluralitas bisa dimaksimalkan sebagai kekayaan untuk membangun keadaban bangsa, tepatnya sebagai sarana untuk menyirami kerukunan dan harmonitas sosial.
Namun di sisi lain, pluritas sering kali dijustifikasi sebagai faktor penghambat dan penghalang kita untuk dapat saling bekerja sama dan berbagi kebahagiaan dengan mereka yang berbeda. Pada kenyataannya, oleh sebagian kelompok masyarakat, perbedaan ini justru dianggap sebagai suatu ancaman serius bagi keberadaan dan keberlangsungan hidup kelompoknya.
Kepentingan bersama sebagai bangsa harus diletakkan di atas kepentingan kelompok, apalagi yang bersifat pragmatis, atau sekadar untuk meraih kekuasaan yang sesaat. Upaya ini merupakan sikap yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Dalam konteks historis bangsa Indonesia di atas, keberagamaan substansial-pluralis daru umat beragama terlihat jelas dan transparan.
Pemahaman terhadap kepekaan masing-masing dari kita menyangkut kecintaan serta ikatan batin dengan “panutan”-nya. Untuk itu, umat beragama seyogyanya tidak terpengaruh oleh sejarah konflik yang pernah terjadi di dunia luar.
Disamping itu peran aparatur dalam membina harmonisasi juga sangat diperlukan guna selalu memupuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain ditengah-tengah kemajmukan dan cara yang efektif salah satunya adalah membangun sebuah dialog yang masuk ke dalam living human documents, hingga mempercakapkan persoalan kemanusiaan manusia melalui bahasa agama yang mampu mengangkat mereka.
Polri sebagai salah satu elemen pemerintah sangat cocok untuk membina masyarakat untuk selalu menjaga kondusifitas kemasyarakatan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa karena polisi merupakan aparat yang paling dekat dengan masyarakat.
Disamping itu, selain menjaga kondusifitas kemasyarakatan, polisi juga perlu melakukan penegakan hukum dengan wewenang untuk menangkap, memeriksa dan menggeledah, yang kesemuanya barsentuhan dengan hak-hak azasi manusia serta berkaitan pula dangan kapentingan masyarakat.
Maka ketika ada kekurangan atau katidakpuasan, polisi pun kerap menjadi sorotan. Semua ini membuktikan bahwa tugas yang diemban polisi itu memang sangat beret dan sangat kompleks serta membutuhkan jiwa besar dan sikap profesionalisme yang handal serta perlu dukungan semua elemen masyarakat.
Selain itu, lahirnya SAHABAT POLISI juga tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi Polri ke depan boleh jadi kian berat dan beragam coraknya, selain untuk memberikan solusi yang kontruktif, kami juga akan terus menggalang dukungan agar polisi selalu disayangi dan dekat dengan masyarakat hal ini dikarenakan polisi adalah penjaga inti pembina Kamtibmas dengan aegala keterbatasan manusia.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan Pra Launcing SAHABAT POLISI di Hotel alia cikini, (25/08/17). kami menghimbau agar sama-sama kita jaga dan dukung setiap langkah Polri agar selalu handal dalam setiap penegakan hukum demi menjadi negara yang beradab dan yang Iebih penting kita semua menjadi mitra bersama guna menjaga kedamaian diantara kita dengan memikirkan kondisi masyakat kekinian.
(Amhar)
Posting Komentar