Harga Emas Diprediksi akan Mencapai Rp 1,4 juta dalam 18 Bulan ke Depan

Yofamedia.com, Jakarta - Bank terbesar kedua di Amerika Serikat, Bank of America (BOA), Kembali menaikkan prediksi harga emas dunia hingga US$ 3.000 / oz. Nilai ini adalah titik tertinggi prediksi dari BOA dan bila ini terjadi, akan menjadi titik tertinggi emas sepanjang sejarah manusia. Hal ini dilakukan setelah beberapa sebelumnya BOA memprediksi harga emas hingga US$ 2.000 / oz.

Sebagai tolak ukurnya, saat artikel ini ditulis, harga emas dunia berada di US$ 1.700 / oz atau Rp 840.000 / gram. Bila prediksi tersebut terjadi, dengan asumsi nilai tukar Dollar dan Rupiah yang sama, maka harga emas akan menembus Rp 1.400.000 / gram. 

CEO Sehatigold.com turut memberikan pandangannya atas skenario-skenario yang mungkin terjadi dalam kurun waktu dekat nanti. “Ketakutan dunia finansial berperan besar dalam mendorong harga emas dunia. Beberapa saat lalu International Monetary Fund (IMF) turut memberikan pernyataan yang sangat mengkhawatirkan. Mereka memperkirakan ekonomi dunia akan mengalami resesi terbesar sepanjang sejarah yang melebihi The Great Depression di tahun 1930an,” kata Denny, Kamis 23 April 2020.

“Efek dari pandemik COVID-19 telah membekukan pabrik-pabrik, perdagangan, manufaktur, pariwisata, pertambangan, dan banyak aktivitas lainnya. Hal ini sudah terbukti dari anjloknya harga kontrak minyak dunia yang menembus angka negatif. Sekali lagi, sesuatu yang pertama kali terjadi di sejarah finansial manusia. Cobalah Anda pelajari sejarah harga minyak dunia semenjak manusia menciptakan pasar komoditas. Tidak pernah harga minyak dunia menembus angka di bawah 0, “ tegasnya.

Emas dan Relasinya dengan Resesi Ekonomi
Denny menerangkan bahwa harga emas sangat erat hubungannya dengan kondisi ekonomi dunia. “Kembali ke hubungan sebab-akibat resesi ekonomi terhadap harga emas, efek resesi ekonomi sudah pasti akan berusaha dilawan oleh Pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi dampaknya terhadap masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah,” lanjutnya.

“Sejarah telah menunjukkan bagaimana Pemerintah di seluruh dunia akan berusaha mempertahankan pergerakan roda ekonomi dengan melakukan kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal. Salah satunya adalah dengan memberikan stimulus ekonomi seperti subsidi, bantuan tunai langsung, suku bunga negatif, dan lain sebagainya. Dan hampir segala jenis stimulus ekonomi akan memberikan tekanan besar terhadap nilai mata uang fiat. Inilah yang pada akhirnya mendorong masyarakat untuk berbondong-bondong membeli emas untuk melindungi asetnya dari gerusan inflasi,” terang Denny.

Emas Sebagai Aset Anti Resesi
Berbekal pengalaman melakukan perdagangan komoditas emas, Denny menerangkan bahwa dirinya percaya bahwa emas adalah jenis aset yang paling tepat untuk dibeli saat ini. Melalui platform marketplace yang dirintisnya, semua orang akan mampu membeli emas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

“Sehatigold.com memungkinkan masyarakat untuk membeli emas dengan nominal mulai dari 0,01 gram atau sekitar 8 ribu rupiah,” terangnya.

“Harapan kami adalah dengan adanya platform Sehatigold, kami dapat membantu masyarakat Indonesia untuk melawan resesi yang akan datang ini dan mengurangi dampaknya terhadap aset kita,“ tutupnya. [Red]


0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2