Pospenas diselenggarakan melalui nota kesepahaman antara Menteri Agama, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Pariwisata. Tahun ini kegiatan ini merupakan kegiatan kedelapan.
“Pospenas merupakan kegiatan yang berskala besar. Baik dilihat dari sisi peserta, jenis pertandingan, cabang olahraga, dan perlombaan cabang seni,” kata Menteri Agama Fachrul Razi di kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (22/11).
Menteri Agama RI, Fachrul Razi |
Fachrul menjelaskan, ini adalah pekan olahraga yang membangun mental dengan penuh kegembiraan. Dari sisi peserta, event ini diikuti oleh ribuan atlet dan seniman santri, pelatih dan pendamping dari pesantren yang tersebar di seluruh nusantara.
“Pembinaan generasi muda santri dalam bidang olahraga dan seni, perlu ditumbuhkembangkan agar menjadi insan yang sehat jasmani dan rohani,” katanya.
Santri yang sehat menjadi wahana menjaga jati diri pondok pesantren yang sesungguhnya. Berlomba-lomba dalam kebaikan demi mengharap rida Allah SWT.
“Filosofi inilah yang mendorong santri melahirkan prestasi dan kreasi dalam bidang olahraga dan seni, dalam rangka mengokohkan karakter sportivitas, kebersamaan, dan budaya untuk kejayaan bangsa,” ucapnya.
Filosofi tersebut menjadi tema utama dalam Pospenas 2019. Tema tersebut bertujuan untuk memupuk spirit nasionalisme agar ternama dalam jiwa para santri. “Terlebih para santri saat ini generasi milenials yang tentu tantangan yang dihadapi sangat rentan yang dapat menganggu kehidupan bernegara,” katanya.
Fachrul menjelaskan, dunia pendidikan pesantren sebagai entitas menjadi basis pendidikan karakter, baik untuk hidup bermasyarakat atau sebagai calon calon pemimpin bangsa di masa depan. Pondok pesantren menjadi wadah yang berbasiskan tradisi dan menjadi benteng pertahanan budaya luar terhadap entitas budaya lokal.
“Untuk itu meningkatkan budaya, ekonomi dan sosial menjadi perhatian kita di pesantren sebagai benteng pokok yang kuat dari setiap bentuk ancaman apapun,” katanya.
Ia menyatakan, pendidikan yang diterapkan pesantren sudah merambah bidang di luar agama Islam. Yakni yang dikuasai masyarakat luas.
“Meski Islam tidak mengenal dikotomi agama. Islam hanya mengenal ilmu yang bermanfaat yang membawa kemaslahatan,” ujarnya.
Kamaruddin Amin selaku Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Islam menjelaskan, "Event ini adalah event setiap 3 tahun sekali yang tempat pelaksanaan nya berbeda-beda, dan tahun ini adalah event yang ke VIII akan diselenggarakan di kota Bandung. Acara ini nantinya akan ada 6 cabang olahraga dan 6 lomba seni yang akan diikuti oleh sekitar 1.500 santri. Harapan nya agar para santri tidak hanya memperdalam ilmu agama saja akan tetapi juga bisa mempunyai semangat seni dan olahraga untuk menambah rasa nasionalisme terhadap Bangsa dan Negara." [Red]
Posting Komentar