yofamedia, Jakarta - Mungkin selama ini kita pernah berfikir kehidupan seorang atlet akan terus cemerlang sesuai prestasi yang telah mereka raih.
Namun kenyataannya tidak semua atlet ini akan terus berada pada kehidupan yang berkecukupan.
Seperti yang pernah dikatakan pepatah, jika roda kehidupan dunia ini berputar kadang di atas dan dibawah. Dan ini pun sama seperti yang dirasakan oleh para mantan atlet.
Setelah tak lagi berkecimpung di dunia olahraga, para mantan atlet inipun dinyatakan pensiun dan kini terlihat memiliki kehidupan yang lebih rendah yang bisa dikatakan menjalani kehidupan sengsara di akhir kariernya.
Dengan fenomena tersebut, para pemerhati yang tergabung dalam KOMNAS API membedah bagaimana prestasi dan nasib para atlet yang telah mengharumkan bangsa, pasca tidak lagi berlaga.
Kisah sedih dan memilukan seolah tak pernah berhenti menimpa sejumlah olahragawan di Tanah Air, yang pernah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.
Hal tersebut dikupas dalam sebuah Diskusi Terbuka yang digelar Kamis, 7 September 2017, di Jl. Veteran 1 No 33 Jakarta Pusat.
Gelar Diskusi menghadirkan beberapa pembicara dari para mantan Atlet Olimpiade, Asian GAMES, SEA GAMES, dan Ketua Relawan Asian Games 2018.
Diskusi Terbuka ini di selenggarakan oleh Komnas API (Komite Nasional Atlet & Pelatih Indonesia) dan didukung oleh FORUM 33.
Tujuan dari Diskusi ini antara lain:
Pertama, Konsolidasi Awal Dalam Rangka Solidaritas kepada Atlet dan Mantan Altlet yang berprestasi serta mantan pelatih, agar pemerintah memperhatikan nasib kehidupan para atlit pasca berlaga.
Kedua, Menghimpun tanggapan dan usulan masyarakat soal penanganan atlit pasca pensiun.
Ketiga, Mencari akar masalah, dimana sebenarnya letak kesalahan dalam memanage finansial yang seharusnya diberikan kepada atlet yang sudah pensiun.
Keempat, Membuat petisi yang akan diserahkan kepada Presiden melalui Menpora, agar kedepannya Pemerintah memperhatikan nasib mereka pasca Pensiun.
(Why)
Posting Komentar