KETIKA TERLANJUR BERBUAT DOSA

yofamedia.com, Jakarta-Jauh lebih baik orang berbuat dosa lalu tobat nasuha, daripada orang yang taat namun ujub. Remuknya hati dan tangisan penyesalan orang berbuat dosa sudah bisa mengangkat derajatnya di sisi Allah.

Saudaraku, perbuatan dosa sekecil apa pun jangan diremehkan. Karena tetap dihitung oleh Allah SWT. Semakin hina kedudukan kita di sisi-Nya, bila sedari awal dosa itu sudah diniatkan.

Misalnya, setelah mendengar khutbah Jumat dan menjadi tahu bahwa Allah Mahapengampun, maka kita lalu berniat umrah dan korupsi lagi sepulangnya dari sana, dan umrah lagi.

Bagaimana kalau dalam perjalanan pulang pesawat yang ditumpangi jatuh, dan kita meninggal? Dosa memang belum terlaksana, tapi niatnya itu buruk.
Setiap manusia pasti memiliki dosa. Tetapi ada dua hal yang jangan sampai dilakukan terhadapnya.

Pertama, gembira atau bangga atas dosa yang diperbuat. Kedua, terus-menerus mengulanginya. Karena hal itu berarti mempermainkan karunia Allah SWT.

Nah, bagaimana jika tanpa diniatkan kita terlanjur berbuat dosa? Imam Ibnu Atha’illah al-Iskandari dalam kitab al-Hikam (No.159) berkata: “Jika terlanjur perbuatan dosa, maka yang demikian itu jangan sampai membuat patah hatimu untuk mendapatkan istiqamah kepada Tuhanmu.

Sebab kemungkinan dosa itu sebagai dosa terakhir yang telah ditakdirkan bagimu.”
Jangan patah semangat. Dosa itu memang buruk dan berbahaya bagi diri kita sendiri.

Tetapi kalau sudah terlanjur diperbuat, tetaplah semangat memohon ampunan Allah SWT. Tidak peduli sebesar apa pun dosa kita, karena ampunan-Nya lebih besar dari itu. Tidak boleh menganggap kalau dosa kita lebih besar dibandingkan ampunan Allah, sehingga membuat kita enggan bertobat.

Kita harus yakin bahwa orang berbuat dosa bisa menjadi orang yang dicintai Allah. Bisa jadi ia dicintai Allah karena dosanya. Dosa yang membuatnya menyesal dan menangis tersedu-sedu di malam hari, dan bertobat nasuha. “Sungguh, Allah mencintai orang yang bertobat dan menyukai yang menyucikan diri .”
(QS. al-Baqarah [2]: 222).

Jauh lebih baik orang berbuat dosa lalu tobat nasuha, daripada orang yang taat namun ujub. Remuknya hati dan tangisan penyesalan orang berbuat dosa sudah bisa mengangkat derajatnya di sisi Allah.

Tetapi orang taat dan hafalan al-Qurannya banyak, bisa tidak masuk surga karena kesombongan yang mengikutinya. Allah tidak mencintai orang yang beramal dengan ujub.

Ibarat seorang yang kehilangan kendaraan dan perbekalannya di padang pasir. Ia menjadi putus asa dan akhirnya berbaring di bawah pohon. Pasrah menunggu kematian. Lalu tiba-tiba untanya kembali lengkap dengan perbekalan.

Saking gembiranya, dia sampai berteriak, “Ya Allah, aku Tuhanmu, engkau hambaku.” Suatu kegembiraan luar biasa sampai berakibat fatal luar biasa pula. Dia menjadi Tuhan, dan Allah menjadi hambanya.

Nah, Allah lebih gembira ketika menemukan hamba-Nya bertobat, dibanding kegembiraan orang itu. Allah sangat gembira dan cinta terhadap tobat hamba-Nya yang berlumur dosa. Oleh sebab itu, saudaraku, jangan meremehkan atau patah semangat terhadap dosa.

Mari kita memohon ampunan Allah SWT atas dosa sekecil dan sebesar apa pun yang sudah diperbuat, agar kita dicintai oleh-Nya.

“ Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nûr [24]: 31).

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar
Daarut Tauhiid

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2