Yofamedia.com--Jilbab disebut dengan berbagai nama, beberapa yang paling umum adalah kerudung atau jilbab.
Kebanyakan Muslim yang memakai penutup menyebutnya sebagai jilbab (حجاب), sebuah kata Arab yang berarti "penutup." Namun, ada berbagai bentuk jilbab yang disebut dengan nama yang berbeda.
Sementara jilbab umumnya dikaitkan dengan wanita, pria muslim juga terkadang memakai penutup kepala sebagai alat untuk menunjukkan kerendahan hati.
Selain itu, wanita Kristen dan Yahudi dalam beberapa tradisi mengenakan jilbab sebagai praktik budaya atau komitmen terhadap kerendahan hati atau kesalehan.
Jenis jilbab pertama yang paling sering dipakai wanita di Barat adalah selendang persegi yang menutupi kepala dan leher, namun membiarkan wajahnya bersih.
Bentuk jilbab ini paling sering disebut sebagai jilbab.
Shayla:
Shayla adalah syal panjang dan persegi panjang yang terbungkus longgar di kepala dan diselipkan atau disematkan di bahu. Seperti jilbab dan al-amira, bentuk jilbab ini menutupi kepala tapi sering meninggalkan leher dan wajah yang jernih.
Khimar (خمار):
Khimar adalah syal panjang dan mirip jubah yang dililitkan di sekitar kepala dan tergantung di bagian tengah belakang. Jenis jilbab ini mencakup kepala, leher, dan bahu, tapi membiarkan wajahnya bersih.
Chador (تشادر):
Chador adalah jubah panjang yang menutupi seluruh tubuh wanita. Seperti khimar, chador membungkus kepala, tapi bukannya tergantung hanya di bagian tengah belakang, tirai chador ke kaki wanita.
Niqāb (نقاب):
Niqab adalah penutup wajah yang menutupi mulut dan hidung, namun membiarkan mata menjadi jernih. Ini dipakai dengan khimar yang menyertainya atau bentuk syal kepala lainnya.
Burqa (برقع):
Burqa menutupi seluruh wajah dan tubuh, membiarkan layar mesh kecil di mana wanita dapat melihat melalui.
Mengapa wanita memakai jilbab? Wanita Muslim memilih mengenakan jilbab atau penutup lainnya karena berbagai alasan.
Beberapa wanita memakai jilbab karena mereka percaya bahwa Tuhan telah menginstruksikan wanita untuk memakainya sebagai alat untuk memenuhi perintah-Nya untuk kerendahan hati.
Bagi wanita-wanita ini, mengenakan jilbab adalah pilihan pribadi yang dibuat setelah pubertas dan dimaksudkan untuk mencerminkan pengabdian pribadi seseorang kepada Tuhan.
Dalam banyak kasus, pemakaian jilbab sering disertai dengan mengenakan pakaian longgar dan tidak mencolok, juga disebut sebagai jilbab.
Sementara beberapa wanita Muslim tidak menganggap jilbab sebagai kewajiban iman mereka, wanita Muslim lainnya mengenakan jilbab sebagai alat untuk mengekspresikan identitas Muslim mereka (Haddad, et al, 2006).
Di Amerika Serikat, terutama sejak 9/11, jilbab dianggap identik dengan Islam. Beberapa wanita Muslim memilih untuk menyesuaikan stereotip ini dan mengenakan jilbab untuk menyatakan identitas Islam mereka dan memberikan kesaksian tentang iman mereka.
Sayangnya asosiasi ini juga kadang-kadang mengakibatkan serangan kekerasan wanita Muslim yang mengenakan jilbab.
Sementara kebanyakan wanita Muslim mengenakan jilbab karena alasan agama, ada wanita Arab atau Muslim lainnya yang memilih mengenakan jilbab sebagai ekspresi identitas budaya mereka.
Dengan mengenakan jilbab, wanita Muslim berharap bisa mengkomunikasikan aliansi politik dan sosial mereka dengan negara asal mereka dan menantang prasangka wacana Barat terhadap dunia berbahasa Arab (Zayzafoon, 2005).
Dalam banyak kasus, pemakaian jilbab juga digunakan untuk menantang wacana feminis Barat yang menghadirkan wanita berpakaian jilbab sebagai tertindas atau terdiam.
Mengapa beberapa wanita Muslim tidak mengenakan jilbab? Seperti wanita yang memilih memakai jilbab, mereka yang memilih untuk tidak memakai jilbab melakukannya dengan berbagai alasan.
Beberapa wanita Muslim percaya bahwa meskipun prinsip kesopanan secara jelas diuraikan di dalam Alquran, mereka menganggap pemakaian jilbab sebagai interpretasi budaya dari tulisan suci ini. Wanita-wanita ini kadang percaya bahwa nilai yang dianut oleh pemakaian jilbab dapat dicapai dengan cara lain.
(Why/Arabsinamerica)
Posting Komentar