Kisah Pribadi Menkomdigi Meutya Hafid Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Lyora: Penantian Buah Hati

Yofamedia.com, Jakarta - Kisah pribadi Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid, akan hadir dalam format layar lebar melalui film “Lyora: Penantian Buah Hati” yang dijadwalkan tayang mulai 7 Agustus 2025. Diangkat dari buku otobiografinya berjudul “Lyora: Keajaiban yang Dinanti”, film ini mengisahkan perjalanan batin Meutya dan suaminya dalam menanti kehadiran anak di tengah tantangan kesuburan yang dialami banyak pasangan.

‎Meski mengangkat pengalaman pribadi Meutya, pihak produksi menegaskan bahwa film ini bukan film biopik. Karakter Meutya dan Fajrie dalam film diciptakan ulang untuk membangun cerita yang lebih universal dan menyentuh banyak orang.

‎“Kami tidak sedang membuat film tentang jabatan atau tokoh publik. Fokus kami adalah menggambarkan pergulatan batin seorang perempuan yang sangat manusiawi,” ujar Produser Eksekutif Andi Boediman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

‎Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy sebagai tokoh Meutya, dan Darius Sinathrya sebagai suaminya, Fajrie. Dalam proses pendalaman karakter, Marsha mengaku tidak berusaha meniru tokoh asli, melainkan menyelami sisi emosional perempuan yang terus berjuang dalam keheningan.

‎“Bukan soal meniru gerak tubuh atau gaya bicara. Ini tentang menggali lapisan emosi dari perempuan yang merasa kosong dan terus berharap,” kata Marsha.

‎Sementara Darius mengatakan bahwa narasi kesuburan bukan hanya milik perempuan, tapi juga tanggung jawab bersama dalam pernikahan.

‎“Masalah ini sering kali dibebankan hanya pada perempuan. Lewat film ini, kami ingin menunjukkan bahwa pernikahan itu kerja sama. Duka dan harapan harus ditanggung bersama,” ujar Darius.

‎Film itu memperlihatkan bagaimana Meutya, yang dikenal publik sebagai jurnalis dan politisi, juga pernah menghadapi titik rapuh dalam hidupnya. Trailer resmi memperlihatkan adegan Meutya menangis setelah hasil tes kehamilan negatif, dan Fajrie mencoba tegar di sisinya — potret yang begitu dekat dengan realitas banyak keluarga.

‎Dikerjakan dengan pendekatan sinematik yang humanis, Lyora tidak hanya menjadi film drama keluarga, tetapi juga ruang edukasi dan empati terhadap isu yang kerap dianggap tabu dalam budaya masyarakat.

‎Meutya Hafid sendiri tidak terlibat langsung dalam produksi film, namun menyatakan harapannya agar kisah ini bisa menjadi penguat dan penghibur bagi mereka yang tengah melalui proses serupa.

‎“Kisah ini adalah bagian dari hidup saya. Saya berharap ini bisa menjadi doa, pengingat, dan penguat untuk banyak perempuan lainnya,” kata Meutya. [Red]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2