Masih Perlukah Pihak Sekolah Memberitahu Hasil Rangking ke Siswanya?

Image result for siswa sekolah dasar
Yofamedia.com - Pernahkah Anda merasa kesal ketika anak tidak pernah mendapat peringkat di kelas? Atau Anda pernah melihat sang anak murung, sedih, ketika mendapatkan nilai jelek? Penting Anda ketahui, bahwa menilai anak dapat memiliki pengaruh negatif pada sang buah hati Anda.
“Rangking sebetulnya harusnya jangan dikasih kepada sang anak. Karena di negara-negara maju, yang termaksud memiliki pusat pendidikan terbagus kaya negara Finlandia, Swedia, dan lainnya, itu ada kebijakan tidak memberikan angka,” kata Prof. Ir. Ratna Megawangi, M. Sc, Ph.D.  
Wanita yang mempelopori pengembangan pendidikan holistik di Indonesia ini juga membagikan pengalamannya tentang anaknya yang menjalani sekolah dasar empat tahun di negara Amerika, ketika melihat anaknya kebingungan ketika melanjutkan sekolah di Indonesia.
“Ada anak saya 4 tahun di Amerika sekolah dasarnya, pas nerusin sekolah disini, dia mengatakan kepada saya, disana tidak pernah ada angka untuk menilai seseorang anak, apalagi ranking,” tambahnya.
Setiap anak harus berkembang dengan kecerdasannya masing-masing. Sedangkan di Indonesia, lebih banyak fokus dengan akademik. Jadi hanya anak-anak yang memiliki kelebihan akademik saja yang bisa mencapai hal tersebut. Padahal, data menunjukan kecerdasan akademik di Indonesia hanya 15 persen anak yang mencapai nilai IQ lebih dari 120.
“Cuma sekitar 15 persen yang mencapai nilai IQ 120 ke atas. Selebihnya mau diapakan? Apa mau kita anggap bodoh? Mereka anak yang memang sejak lahir sudah memiliki IQ dibawah rata-rata. Sistem kita ini memvonis. Ini membuat anak-anak 85 persen ini merasa bodoh. Ini salah satu yang akan menimbulkan emosi negatif menjadi ada,” jelasnya.
Pesan diberikan wanita kelahiran 1958 ini, jangan biarkan anak memiliki sifat sombong, membedakan yang mana yang pintar dan yang tidak dari nilai akademis. Emosi negatif ini akan memiliki dampak yang tidak baik terhadap masa depan anak mereka. Seperti tidak bisa berfikir panjang, rasa empati hilang, pemarah, merasa tidak mau dikalahkan, dan sebagainya. Walaupun terlihat sepele dampaknya, ini bisa sangat berbahaya di kondisi tertentu.
“Saya antisipasinya, saya bilang ke gurunya jangan beritahu rangking kepada anak saya. Jadi sampai sekarang dia gak tahu rangking berapa,” tutup Ratna. [Red]






0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2