MENGENAL MUSEUM FATAHILLAH JAKARTA


Yofamedia.com, Jakarta - Museum Fatahillah, juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta (Museum Sejarah Jakarta) atau Museum Batavia, adalah museum yang terletak di Kota Tua (Kota Tua) di Jakarta, Indonesia.
*SEJARAH*
Bangunan itu dibangun pada tahun 1710 sebagai Stadhuis (Balai Kota) Batavia. Bangunan itu merupakan markas administratif Perusahaan Hindia Timur Belanda, dan kemudian Pemerintah Belanda.

Bangunan tersebut menyembunyikan ruang bawah tanah yang terkenal dan penjara air kotor.

Sebagian besar tahanan, baik pemberontak Belanda maupun pribumi Indonesia (pribumi) dicambuk di muka umum, dipalsukan secara brutal dan dieksekusi di alun-alun yang disebut Stadhuisplein-sekarang dikenal sebagai Alun-alun Fatahillah.
Eksekusi di depan Stadhuis selama masa penjajahan Belanda Eksekusi di depan Stadhuis selama masa penjajahan Belanda.

GEDUNG

Gaya arsitektur Stadhuis Batavia dimaksudkan sebagai replika istana Dam milik Amsterdan dalam skala yang lebih kecil.

Kesamaan termasuk fitur arsitektur kubah kubah mahkota struktur.
Setelah deklarasi Indonesia pada tahun 1945, bangunan tersebut digunakan sebagai kantor gubernur Jawa Barat sampai tahun 1961, ketika Jakarta dinyatakan sebagai otonomi independen.

Setelah itu bangunan tersebut digunakan sebagai kantor gubernur DKI Jakarta. Pada tahun 1970, Alun-alun Fatahillah dinyatakan sebagai Warisan Budaya.

Museum Sejarah Jakarta sendiri diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 sebagai pusat pengumpulan, konservasi dan penelitian untuk segala jenis benda-benda warisan budaya yang berkaitan dengan sejarah Jakarta.

Bangunan ini berisi 37 kamar berhias. Ada juga beberapa sel yang berada di bawah serambi depan yang digunakan sebagai ruang bawah tanah, yang berfungsi sampai tahun 1846.

KOLEKSI

Museum Sejarah Jakarta memiliki koleksi sekitar 23.500 benda, beberapa di antaranya diwarisi dari Museum Oude Bataviasche (sekarang Museum Wayang).
Koleksi tersebut mencakup benda-benda dari Perusahaan Hindia Belanda, peta bersejarah, lukisan, keramik, mebel, dan benda-benda arkeologi dari zaman prasejarah seperti prasasti kuno dan pedang.

Museum ini juga berisi koleksi furnitur bergaya Betawi terkaya dari tanggal 17 sampai abad ke-19.

Koleksi terbagi menjadi beberapa ruangan seperti ruang prasejarah Jakarta, ruang Tarumanegara, ruang Jayakarta, kamar Fatahillah, ruang Sultan Agung, dan ruang MH Thamrin.

Di museum, Anda juga bisa melihat replika Prasasti Tugu (yang asli berada di Museum Nasional) dari zaman Raja Besar Purnawarman.

Juga merupakan bukti bahwa pusat Kerajaan Tarumanegara terletak di sekitar pelabuhan Tanjung Priok di pesisir Jakarta.

Ada juga replika peta abad keemasan dari Monumen Padrao Portugis, sebuah bukti sejarah dari pelabuhan Sunda Kelapa kuno.

Di alun-alun, ada sebuah meriam Portugis yang disebut Meriam Si Jagur yang menghadap patung Hermes.

Meriam itu diyakini oleh lokal yang mengandung energi ajaib.

FASILITAS MUSEUM

Perpustakaan, dengan lebih dari 1.200 koleksi buku.
Sebagian besar buku mewarisi dari era penjajahan dalam berbagai bahasa seperti Belanda, Melayu, Inggris dan Arab.

Koleksi tertua adalah The Bible yang berasal dari tahun 1702 Toko cinderamata, di mana Anda bisa membeli oleh-oleh dengan harga terjangkau.
Sinema Fatahillah (Bioskop Fatahillah), yang menampilkan film dokumenter dari era Batavia dan film populer lainnya.

Pameran dan ruang konferensi dengan kapasitas maksimal 150 penonton Taman Dalam (Taman Dalam), taman seluas 1000 m2 yang rimbun yang biasanya digunakan untuk gathering, upacara pernikahan, dan pertunjukan seni untuk umum.

Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta).

Jalan Taman Fatahillah No 1, Jakarta 11110.

Telepon 021-6929101

Jam buka: Selasa sampai Minggu, 09:00 sampai 15:00.

Biaya masuk: Rp5000 untuk dewasa, Rp2000 untuk anak-anak
[NET]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2