Yofamedia.com, Jakarta - Tema besar Hari Santri Tahun 2017 yang diusung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia adalah “Wajah Pesantren Wajah Indonesia”.
Tema ini dipilih dengan alasan; pesantren tidak bisa dipisahkan dari fenomena Keislaman, Keindonesiaan, dan Kebudayaan masyarakat Indonesia. Pesantren merupakan pendidikan keagamaan Islam yang asli tumbuh dan berkembang dari rahim rakyat Indonesia.
Selain mengembangkan ajaran agama Islam, pesantren juga memiliki karakter khas Indonesia.
Pesantren juga melahirkan tokoh-tokoh bangsa dan umat yang memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Ada sejarah yang luar biasa di balik Hari Santri. Ada kisah kepahlawanan kaum santri saat melawan penjajah.
Jadi, peringatan Hari Santri sebagai penegasan kembali kepada publik bahwa santri sejak awal memiliki komitmen Kebangsaan, Keindonesiaan dan Keislaman. Ketiga-tiganya itu tidak bisa dipisahkan.
Keunggulan dan peran kontributif pesantren dalam rentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia tersebut terekspresikan dalam refleksi kebudayaan para kyai-nyai-santri melalui Malam Pembacaan Puisi dalam Rangka Hari Santri 2017 dengan mengangkat tema “Ketika Kyai-Nyai-Santri Berpuisi; Pesantren Tanpa Tanda Titik”.
Pesantren Tanpa Tanda Titik ingin menyampaikan pesan ke publik bahwa pesantren telah membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang tak lekang oleh gerusan zaman.
Sebaliknya, pesantren justru mengukuhkan dirinya sebagai lembaga yang paling konsisten dengan strategi yang mengakar dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman yang semakin cepat dan kompleks.
Kenyataan ini menjadi indikasi bahwa pesantren bukanlah lembaga yang statis, tetapi dinamis. Ia selalu berubah, tanpa harus kehilangan jati dirinya yang mendasar.
Acara ini juga di hadiri oleh banyak penyair seperti: Sujiwo Tejo, Abidah El Khaliqie, Habiburrahman El Shirazy, Husein Muhammad, Jamal D Rahman, hingga Sutardji Calzoum Bachri dan bahkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin secara bergantian berbagi pesan melalui sajak-sajak sarat makna.
Ada juga Fatin Hamama, Romahurmuzy, Badriyah Fayumi, D Zawawi Imron, Ahmadun Yosi Herfanda, Helvy Tiana Rosa, Inayah Wahid, Candra Malik, Joko Pinurbo, Prie GS, dan Vina Candrawati.
[Amhar].
[Amhar].
Posting Komentar