Yofamedia.com, JAKARTA - United Nation memprediksi bahwa dunia akan memiliki 41 megakota dengan penduduk lebih dari 10 juta jiwa atau lebih pada tahun 2030, pentingnya membangun Smart Cities yang berkelanjutan sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat sangat kritikal.
Dengan pendekatan strategis dan perkembangan yang pesat menuju Smart Cities yang telah berjalan di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung dan Makassar, University of Technology Sydney dan Jakarta Smart City hari ini menyelenggarakan sebuah seminar dan lokakarya untuk 200 akademisi, pemerintah, pejabat dan para pengusaha.
Membuka “Role of Smart Citizenship in Smart Cities: Lessons Learned”, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta.
Dan Dian Ekowati mengatakan, "Melalui Jakarta Smart City, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan konsep kota cerdas, pintar dengan mengoptimalkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk mengetahui, memahami dan mengendalikan berbagai sumber daya di dalam kota secara real time, efektif dan efesien.
Untuk mencapai konsep kota cerdas, kami meyakini ada tiga fokus yang perlu diperhatikan, yaitu: pemerintah yang mendengar, sistem yang menghubungkan dan warga yang berpartisipasi," katanya di Balaikota DKI Jakarta, (12/09/17).
"Setiap warga diharapkan memiliki pola berpikir yang terbuka dan berkembang, sehingga seiring kemajuan Jakarta Smart City, rakyat juga ikut berkembang bersamanya menjadi warga yang pintar dan aktif.
Dengan demikian, sistem ini akan menjadi penentu untuk memastikan bahwa terjadi komunikasi di antara dua pihak untuk menghasilkan sesuatu yang tepat sasaran,” ujar Dian.
Profesor Anthony Burke, Associate Dean, International and Engagement, School of Architecture dari University of Teclmology Sydney menjadi moderator diskusi panel mengenai pengalaman Smart Cities dari Indonesia dan Australia.
"Smart Cities dapat memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan setiap rakyatnya, dengan potensi manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial yang besar yang berasal dari infrastruktur bangunan yang dirancang dengan baik, fasilitas masyarakat, perumahan, transportasi, teknologi, pendidikan dan tempat kerja di masa depan," ucap Profesor Anthony Burke.
"Pilihan pemimpin, rakyat, pejabat, arsitek dan perencana kota akan membuat dampak pada kehidupan orang Indonesia dari generasi ke generasi," lanjut Profesor Burke.
"Dengan 60 persen populasi dunia cenderung tinggal di megakota dalam 20 tahun ke depan, kualitas hidup di masa depan pada kebanyakan negara bergantung pada pilihan cerdas, berdasarkan informasi dan pengalaman yang baik, di mulsi dari sekarang."
"Smart Cities menawarkan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi, kelestarian lingkungan yang lebih besar dan keterlibatan warga yang aktif, "Profesor Burke menambahkan.
The Rule of smart Citizenship in Smart Cities: Lessons Learned disajikan oleh universitas termuda nomor satu di Australia, University of Technolog Sydney dan Jakarta Smart City, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas.
Acara ini didukung oleh Austrade, Pemerintah New South Wales, Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi dan Pemerimah Jakarta. Hal ini dikoordinasikan oleh UTS lnsearch, yang merupakan jalur menuju University of Technology Sydney.
(Amhar)
Posting Komentar