Future Financial Festival 2020 Dorong Kaum Muda Kritis Akan Kondisi Ekonomi di Indonesia

Yofamedia.com, Jakarta - Future Financial Festival 2020 mengajak milenial untuk melek finansial dan menjawab berbagai isu ekonomi yang menjadi pertanyaan banyak orang. Acara telah berlangsung pada 25 dan 26 Juli 2020, pukul 10.00-17.00 WIB.

Future Financial Festival 2020 hadir dengan format live stream festival yang interaktif. Penonton dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapat dalam live chats pada setiap sesinya.

Pada acara tersebut ditampilkan berbagai macam sesi terkait finansial dan ekonomi dengan tujuan memberikan ilmu, menginspirasi, dan membuka wawasan masyarakat dengan mengupas data-data terkini.


Dimoderatori oleh Aurellio Kaunang, acara ini menghadirkan pembicara Ben Soebiakto (Founder & Group CEO Samara Media & Entertainment), Aakar Abyasa (Founder Jouska), dan Nicky Hogan (Penulis dan Direktur Pengembangan BEI 2015 – 2018).

Founder & Group CEO Samara Media & Entertainment Ben Soebiakto mengungkapkan, setelah Ideafest, dan Live Stream Fest, Samara Live kembali hadir dengan sebuah gebrakan baru yaitu Future Financial Festival 2020 (FFF). Sebuah event berbasis online untuk mengajak milenial
dan gen z untuk lebih paham dunia finansial. Mengangkat hashtag #GenerasiAntiWacana sebagai sebuah ajakan untuk generasi muda untuk bisa melek secara finansial.


"Misinya adalah agar lebih banyak generasi milenial dan gen Z yang paham dunia finansial, sehingga bisa ikut berperan aktif dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia," ujar Ben melalui siaran pers.

Aakar Abiyasa, salah satu pembicara pada Future Financial Festival 2020, mengangkat tema New Normal, new behaviour: A practical solution for millenials to survive in this tough economic times.

"Dengan adanya pemberitaan miring yang terjadi saat ini membuat saya semakin yakin bahwa finansial literasi memang sangat dibutuhkan di Indonesia saat ini terutama untuk milenial dan gen z," kata Aakar.


Pada masa pandemi dan pasca pandemi, keadaan tak akan sama lagi. Solusinya, dibutuhkan peningkatan skill dan finansial literasi. "Agar kita bisa fight back dan adaptasi," kata Aakar.

Nicky Hogan yang juga menjadi pembicara di Future Financial Festival 2020, menyarankan agar generasi milenial mulai memikirkan investasi. "Semakin muda memulai berinvestasi semakin menguntungkan di masa depan. Jangan sampai tidak menikmati bonus demografi karena tidak melek finansial," kata Nicky.

Pada 2045, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi, yaitu kondisi jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
Saat ini, terdapat 32 persen milenial dan 33 persen gen z dari total 226 juta jiwa masyarakat di Indonesia. Artinya, jika para milenial dan gen z dapat menggali potensi yang ada pada diri mereka dan menjadi masyarakat produktif ditambah dengan literasi yang baik mengenai keuangan dan ekonomi, maka pada 2045, tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, impian untuk menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat menjadi tidak mustahil.


Tentu saja untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan bantuan segala pihak. Dimulai dari masyarakatnya terlebih dahulu. Jika milenial maupun gen z memiliki pengetahuan yang mumpuni mengenai pengelolaan keuangan yang baik, familiar dengan berbagai instrumen keuangan dan paham mengenai ekonomi dasar, maka setiap keputusan akan diambil berdasarkan fakta maupun data dan bukan hanya dari opini dan emosi semata.

Masalah seperti tingkat rasio menabung yang rendah bisa diatasi seiring dengan meningkatnya level literasi keuangan masyarakat. Ketika rasio menabung bertambah, maka institusi keuangan seperti bank pun akan memiliki dana untuk diputar kembali kepada masyarakat melalui kegiatan usaha  dan tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap roda perekonomian secara keseluruhan. [Red]


0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2