Dari Seniman Hingga Ilmuwan, Semua Turut Menyumbangkan Karyanya Demi Perjuangan Gerakan Seribu Untuk Indonesia (GSUI) Dalam Melawan Wabah Covid-19

Yofamedia.com, Jakarta - Upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 tidak bisa terlepas dari kondisi lingkungan hidup. Semakin baik kualitas lingkungan hidup, maka semakin tinggi pula tingkat imunitas diri. Beberapa studi telah menginformasikan bahwa buruknya kualitas udara juga berpengaruh terhadap tingkat imunitas seseorang. Artinya, semakin buruk imunitas seseorang maka semakin rentan terhadap virus di sekitarnya.

Semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia, khususnya Indonesia, banyak pihak yang berlomba-lomba membuat kreasi obat ataupun alat medis yang mampu membunuh virus mematikan tersebut. Baik secara tradisional maupun modern.

Kita semua patut bersyukur, karena beberapa putra-putri terbaik bangsa ini telah berhasil menciptakan teknologi yang bisa membunuh virus, termasuk Covid-19. Alat tersebut cocok di tempatkan di rumah sakit, mall, puskesmas, dan ruang publik lainnya.

Teknologi yang diberi nama Covid Buster tersebut ditemukan oleh beberapa praktisi, seperti Profesor Djoko Gunawan, yang merupakan peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Al Hakim Al Hadhy, SSR, ME.


Menurut Al Hakim Al Hadhy, inovasi baru yang telah mencapai prototype kedua ini dikembangkannya dengan cara menonjolkan ion generator untuk memproduksi anion dengan high-density hingga 20 Juta anion per cc yang dikombinasikan dengan sinar uv (ultra-violet) yang dapat menonaktifkan 99,9 persen virus di udara melalui pelepasan fragmen molekul udara yang energetik dan bermuatan negatif yang dapat menghancurkan virus dalam waktu satu detik, dan juga dapat membunuh bakteri, melalui penghancuran dinding sel.

"Anion itu sendiri mampu membasmi virus hingga paru-paru dan meningkatkan imunitas yang tinggi di mana sel darah menjadi bebas virus, bakteri kuman dan jamur. Di alam bebas, anion ini banyak dijumpai di daerah dekat air terjun, pinggir laut, dan hamparan hijau rumput," terang Al Hakim di Sekretariat Gerakan Seribu Untuk Indonesia.

"Nah kita kembali lagi ke perangkat Covid Buster ini, yang mana alat ini juga dapat mengubah lemak, protein, dan asam nukleat atau membuatnya menjadi tidak berbahaya. Perangkat ini juga berfungsi dengan cara menyaring patogen dari aliran udara. Menggabungkan filtrasi dan inaktivasi patogen di udara akan memberikan cara yang lebih efisien untuk membuat udara steril dibandingkan perangkat saat ini," tambah Al Hakim.


Profesor Djoko Gunawan turut menambahkan bahwa saat ini banyak pabrik produsen Air Conditioning (AC) menghasilkan produk yang diklaim dapat membersihkan udara, termasuk membunuh virus dan bakteri. Namun, produk-produk tersebut memiliki keterbatasan seperti metode disinfeksi udara yang tersedia saat ini.

"Akan tetapi ada paparan iradiasi ultraviolet yang berlebihan yang tentu saja memiliki efek kesehatan yang merugikan yaitu mengarah ke eritema kulit dan kondisi sakit mata yang dikenal sebagai fotokeratitis. Oleh karena itu, mengingat betapa sulitnya mencegah penularan penyakit melalui udara, tentu temuan teknologi Covid Buster ini adalah berita yang bagus," ungkapnya.

Djoko meyakini, dengan mengoperasikan anion generator yang high density, tidak hanya beberapa manfaat teknis yang bisa diperoleh, akan tetapi bisa untuk membantu rumah sakit, ruang isolasi serta ruang dokter agar virus dapat terbasmi, sehingga membantu pasien lebih cepat sembuh dan sehat kembali.

Sementara itu, di tempat yang sama, salah satu pelukis mumpuni yang dimiliki Indonesia, Agoes Noegroho atau yang biasa dikenal sebagai Goes Noeg juga turut menyumbangkan karyanya yang berupa dua lukisan kepada Gerakan Seribu Untuk Indonesia.


"Saya tidak punya harta, tetapi saya hanya punya karya. Jadi saya sumbangkan karya saya yang berbasis pengalaman saya selama 58 tahun ini kepada Gerakan Seribu Untuk Indonesia demi perjuangan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini, dan saya pastikan jangan ada sesenpun imbalan yang jatuh ke kantung saya," ujar Goes Noeg.

Sedangkan Ote Abadi, salah seorang penyanyi yang pada tahun 2017 lalu mencuat lewat tembang "Damailah Damai", kali ini dipercaya Gerakan Seribu Untuk Indonesia untuk menjadi bagian dari semangat 75 tahun Indonesia Merdeka. Ote Abadi merilis lagu bertajuk "Kita Putra-Putri Bangsa Besar" ke khalayak luas.

"Menarik karena sekitar lima tahun lalu, presiden kita yakni Bapak Joko Widodo meminta langsung lagu tersebut untuk direkam oleh saya. Namun karena satu dan lain hal, keinginan tersebut belum bisa terlaksana, walaupun Bapak Presiden sudah menghubungi via telepon langsung kepada saya, tapi tetap belum bisa terwujud. Hari ini, beberapa hari lagi menuju 75 Tahun Indonesia Merdeka, di Sekretariat GSUI bersama semua media dan sahabat Indonesia Melawan Covid-19, akhirnya semua sepakat untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Dan saya akan mempersembahkan lagu Kita Putra-Putri Bangsa Besar ini kepada pemerintah Indonesia untuk menjadi bagian dari Hari Ulang Tahun Indonesia ke-75," ujar Ote dengan penuh semangat. [Lia]


0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2