Menyikapi Perubahan Sistem SBMPTN Tahun 2019 dengan Pemahaman Konsep Soal

Yofamedia.com, Jakarta - Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) merupakan kegiatan penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri di Indonesia yang dilaksanakan serempak dan berskala nasional. SBMPTN dirancang untuk mengukur kemampuan calon mahasiswa melalui serangkaian tes tertulis yang meliputi potensi akademik, penguasaan bidang studi dasar, bidang saintek dan/atau bidang sosial humaniora. Untuk tahun ini 85 Perguruan Tinggi Negeri tergabung dalam SBMPTN dan akan memulai pendaftaran peserta pada 10 Juni – 24 Juni 2019.

Setiap tahun, ajang SBMPTN menjadi ajang persaingan ketat bagi para calon mahasiswa untuk mengejar jurusan dan universitas negeri yang diidamkan. Melihat data dari tahun 2018, sebanyak 860,001 pelajar mengikuti seleksi bersama perguruan tinggi negeri namun hanya sekitar 165,831 pelajar atau 19,3% yang berhasil masuk universitas impian. Pada tahun ini, Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) melakukan perubahan pada sistem penerimaan dan pelaksanaan SBMPTN di mana ujian tertulis tidak lagi dilaksanakan dan seleksi akan didasarkan pada nilai Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK). UTBK merupakan ujian berbasis komputer yang dilaksanakan beberapa kali dalam satu tahun dan nilainya akan digunakan sebagai dasar penerimaan SBMPTN.

Co-Founder dan Chief Executive Officer Zenius Education, Sabda Putra Subekti, mengatakan, “Usaha pemerintah dengan mengubah sistem penerimaan mahasiswa tahun ini melalui UTBK merupakan langkah yang baik, karena sistem seleksi melalui penilaian berbasis UTBK lebih transparan dan objektif dalam menyaring siswa-siswi terbaik. Dengan memberikan dua kali kesempatan menjalani UTBK, diharapkan siswa dapat meminimalisasi faktor non-teknis dan memberikan performa terbaik saat mengerjakan ujian. Walaupun sistem ini baru dilaksanakan dan implementasinya dapat dieksekusi dengan lebih rapi, kami sangat mendukung dan mengapresiasi usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.”

Menurut Sabda, frekuensi ujian dan kesempatan untuk mengikutinya sebaiknya diperbanyak seperti model ujian SAT (Scholastic Aptitude Test) di Amerika Serikat. “Dengan begitu, para siswa dapat menjadi lebih siap menghadapi pendidikan yang lebih tinggi dan membantu mereka mempertimbangkan jurusan kuliah yang tepat,” ujarnya.

Co-Founder dan Chief Executive Officer Zenius Education, Sabda Putra Subekti
Terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaan SBMPTN 2018 dengan SBMPTN 2019. Pada tahun 2018, SBMPTN merupakan ujian yang diselenggarakan secara nasional dalam menyeleksi para siswa untuk masuk ke PTN, dan mereka hanya dapat mengikuti satu kali ujian. Selain itu, para peserta dapat mengikuti ujian campuran (saintek dan soshum). Tahun ini, SBMPTN 2019 adalah proses seleksi dengan menggunakan sistem UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer). Ujian ini dilaksanakan beberapa kali dalam setahun dan siswa-siswi dapat mengikuti maksimal dua kali ujian. Dalam dua kali UTBK, siswa dapat mengikuti ujian bidang saintek dan soshum, tetapi tidak lagi dapat mengikuti ujian campuran. Nilai dari UTBK tersebut kemudian tidak hanya dapat digunakan untuk pendaftaran SBMPTN, tetapi juga memungkinkan untuk digunakan sebagai komponen penilaian dalam seleksi mandiri, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.  Dengan kata lain, UTBK adalah ujiannya, sementara SBMPTN adalah seleksi nilainya.

Jenis soal yang digunakan pada UTBK 2019 akan menguji kemampuan analitik dan pemahaman konsep yang mendalam. Soal-soal ini menggunakan studi kasus fenomena sehari-hari, sehingga bisa langsung menguji apakah kemampuan siswa dapat diaplikasikan di dunia nyata.

“Tipe soal seperti ini baik sekali jika diterapkan juga di sekolah, sehingga jenis soal ini juga akan digunakan untuk menguji kemampuan peserta seleksi masuk perguruan tinggi negeri jalur seleksi rapor atau SNMPTN. Dengan begitu, siswa-siswi yang tersaring sebagai yang terbaik adalah yang bisa berpikir dalam dan secara kreatif, bukan mereka yang hanya sekedar ahli menghafal. Selain itu, dengan menggunakan soal yang juga digunakan di UTBK SBMPTN, standar pengajaran di sekolah dan pendidikan tinggi bisa makin selaras. Zenius Education memberikan konten pembelajaran berbasis konsep, sehingga para pengguna siap beradaptasi dengan tipe soal yang baru dan siap menghadapi UTBK SBMPTN 2019,” tutup Sabda.

Tentang Zenius Education
Didirikan pada tahun 2007 oleh Sabda PS dan Medy Suharta, Zenius Education sebagai salah satu pionir EdTech di Indonesia yang memberikan solusi belajar online dan berfokus pada pemahaman konsep dan penalaran ilmiah terus dikembangkan oleh kakak-beradik Sabda PS dan Wisnu Subekti. Zenius memiliki misi mencetak generasi Indonesia yang memahami ilmu pengetahuan, ketimbang menjadi generasi penghafal.

Zenius memiliki beberapa jenis produk, dengan produk utama berupa zenius.net, sebuah situs web pembelajaran online yang memuat lebih dari 74.000 video materi pembelajaran dan latihan soal untuk jenjang SD-SMA yang telah disesuaikan dengan kurikulum nasional. Per tahun 2018, zenius.net telah diakses oleh lebih dari 11 juta pengguna dari pedesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.zenius.net. [Lia]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2