Higher Order Thinking Skill (HOTS) Membantu Siswa Meningkatkan Kemampuan Analisis Dan Mengasah Keterampilan Mental

YofaMedia.com, Jakarta – Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan suatu negara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2016 memberikan pernyataan bahwa terdapat kenaikan signifikan terhadap nilai Programme for International Student Assessment (PISA) di Indonesia, tetapi Indonesia masih menduduki posisi terbawah dengan peringkat 65 dari 73 peserta. PISA merupakan sistem untuk mengevaluasi pendidikan suatu negara yang dilakukan setiap tiga tahun dengan memilih beberapa pelajar secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar, yaitu membaca, matematika dan sains. Hasil penilaian ketiga kompetensi dasar ini akan menunjukkan kemampuan berpikir masing-masing pelajar terhadap masing-masing topik yang diberikan.

Selain PISA, Indonesia juga berada di posisi terbawah (peringkat 40 dari 40 negara) di pemetaan pendidikan The Learning Curve Pearson tahun 2013-2014 dan mendapatkan peringkat 40 dari 42 negara dalam literasi sains TIMSS. Data dari Survey of Adult Skills PIAAC juga menyebutkan bahwa 98,6% orang dewasa memiliki kemampuan matematika (numerasi) di bawah level 4.

Dalam dunia pendidikan terdapat dua jenis kemampuan berpikir pada seseorang, yaitu Lower Order Thinking Skill (LOTS) dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Kemampuan berpikir LOTS berfokus pada kemampuan seseorang dalam hal menghafal dan menitikberatkan pada kekuatan ingatan pikiran sedangkan kemampuan HOTS merupakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir LOTS, di mana seseorang diajak untuk dapat menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Seseorang dengan kemampuan berpikir HOTS tidak lagi berpikir berdasarkan ingatan namun berdasarkan apa yang dia cari dan temukan sendiri sehingga ia akan benar-benar memahami suatu topik dari akar permasalahannya.


Kemampuan berpikir HOTS dapat memberikan banyak manfaat karena dengan memiliki kemampuan menganalisis dan berpikir kritis, seseorang dapat memahami suatu ilmu yang baru secara menyeluruh dan bahkan menghasilkan ide-ide lain yang kreatif, tidak lagi berfokus pada kemampuan ingatan mereka yang dapat rusak atau hilang seiring berjalannya waktu.

Untuk menguji kemampuan kognitif siswa secara menyeluruh, diperlukan penggunaan soal-soal ujian HOTS yang saat ini belum umum digunakan di Indonesia. Berikut adalah contoh soal LOTS yang hanya menguji kemampuan aplikasi.

Seorang pedagang menjual 40 kg terigu seharga Rp336.000,00. Terigu tersebut dijual dengan keuntungan 12%. Harga pembelian terigu per kg adalah...
A. Rp6.000,00
B. Rp6.500,00
C. Rp7.000,00
D. Rp7.500,00

Sementara itu, di bawah ini adalah contoh soal HOTS yang menguji kemampuan penalaran.

Pada umumnya AC ukuran 1 PK akan menghabiskan daya 800 watt. Perusahaan AC merk XYZ mengklaim bahwa produknya lebih hemat 25% dari AC biasa. Jika biaya listrik per kwh adalah Rp1.000,00 dan klaim tersebut benar, selisih biaya yang ditanggung pengguna AC biasa dengan pengguna AC XYZ dalam waktu 30 hari untuk penggunaan 8 jam setiap harinya adalah...
A. Rp48.000,00
B. Rp96.000,00
C. Rp144.000,00
D. Rp192.000,00

President Zenius Education, Wisnu Subekti, mengatakan, “Pelajar di Indonesia saat ini masih banyak yang dilatih untuk mengandalkan kemampuan ingatan dalam menerima suatu ilmu atau informasi baru tanpa dibarengi dengan pemahaman yang mendalam. Hal ini menyebabkan pelajar di Indonesia cenderung mudah melupakan pelajaran yang sebelumnya pernah didapat. Padahal, idealnya para pelajar dilatih untuk memiliki nalar yang baik, logika dasar yang kuat, berpikir kritis, serta memiliki pemahaman yang menyeluruh.”

Wisnu mengapresiasi upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, terutama ketika Mendikbud Muhadjir Effendy mulai mengubah jenis soal Ujian Nasional (UN) dari LOTS menjadi HOTS. Akan tetapi, tindakan ini sempat menjadi kontroversi karena para peserta mengeluh bahwa soal yang diujikan terlalu sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi. Bukan hal yang mengejutkan juga apabila hasil UN 2018 menunjukkan bahwa sekitar 79% siswa memiliki rerata nilai di bawah 55, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman. “Ini menunjukkan pentingnya soal-soal HOTS untuk diadopsi lebih luas lagi dalam kurikulum yang sedang berjalan dalam pendidikan formal di Indonesia. Jika para pelajar diberikan pemahaman mendalam dan dilatih untuk berpikir kritis, maka akan terbentuk generasi cerdas,” ujar Wisnu.


Zenius Education merupakan perusahaan pendidikan berbasis teknologi karya anak bangsa yang memberikan bimbingan belajar secara online kepada lebih dari 11 juta pengguna di Indonesia melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dan penekanan pada pola pikir rasional dan ilmiah. Dengan menghadirkan halaman Download Soal yang menyediakan lebih dari 3.500 paket soal pada jenjang SD, SMP, SMA dengan komposisi soal LOTS dan soal HOTS yang proporsional, Zenius memberikan pengalaman belajar baru bagi pelajar mulai dari kelas 1 SD hingga para pelajar SMA yang mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perguruan tinggi.

“Dengan ribuan pilihan paket soal yang disediakan secara gratis disertai video pembahasan yang menyenangkan, serta dengan didukung tenaga pengajar ahli dari berbagai latar belakang ilmu, kami berharap pelajar di Indonesia dapat memiliki semangat baru dalam belajar. Pelajar tidak perlu lagi takut dengan soal-soal berstandar HOTS yang mulai banyak diadopsi oleh sekolah-sekolah di Indonesia, karena kami berkomitmen untuk membangun rasa keingintahuan untuk terus belajar yang dapat membantu pelajar untuk mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan kreatif untuk menjawab soal dalam bentuk apapun,” tutup Wisnu.

Tentang Zenius Education
Didirikan pada tahun 2007 oleh Sabda PS dan Medy Suharta, PT Zenius Education sebagai salah satu pionir EdTech di Indonesia yang memberikan solusi belajar online dan berfokus pada pemahaman konsep dan penalaran ilmiah terus dikembangkan oleh kakak- beradik Sabda PS dan Wisnu Subekti. Zenius memiliki misi untuk mencetak generasi Indonesia yang memahami ilmu pengetahuan, ketimbang menjadi generasi penghafal.

Zenius memiliki beberapa jenis produk, dengan produk utama berupa zenius.net, sebuah situs web pembelajaran online yang memuat lebih dari 74.000 video materi pembelajaran dan latihan soal untuk jenjang SD-SMA yang telah disesuaikan dengan kurikulum nasional. Per tahun 2018, zenius.net telah diakses oleh lebih dari 11 juta pengguna dari pedesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi zenius.net. [Lia]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2