Sikap KAMI Terhadap Perkembangan Isu Ideologi Komunis di Indonesia


Yofamedia.com, Jakarta - Setelah sempat dihentikan penayangannya semenjak September 1998, akhirnya film Pengkhianatan G30S/PKI besutan sutradara Arifin C. Noer kembali dapat diputar di berbagai tempat. Beberapa pihak malahan menyelenggarakan nobar besar-besaran bagi masyarakat agar dapat menonton film tersebut. Masih ada pro-kontra yang melingkupi kegiatan nonton bareng tersebut. Sebagian pihak menganggap bahwa isi dari film tersebut tidaklah sesuai dengan fakta yang sesungguhnya.

Bagi Koalisi Masyarakat Indonesia (KAMI), film tersebut masih sangat penting ditonton masyarakat Indonesia, karena bertujuan untuk mengingat kembali sejarah G30S/PKI.

“Sangat setuju jika film tersebut ditonton ulang. Dalam artian, sejarah itu jangan dilupakan untuk anak bangsa. Mengenai sisi positif dan negatif dari film tersebut, biar masyarakat yang menilai. Karena bagi KAMI sejarah janganlah dilupakan,” ujar Ketua Dewan Pembina KAMI, Kamlin Sabilillah.

Mengenai adanya pihak yang kontra terhadap pemutaran kembali film tersebut karena dianggap ideologi komunis sudah mati di tanah air Indonesia, Kamlin menilai bahwa kita sebagai anak bangsa perlu tetap mewaspadai tumbuh kembali ideologi komunis di NKRI.

“Yang dikatakan sudah mati adalah pelakunya, tetapi PKI itu adalah organisasi. Kita sebagai anak bangsa yang mencintai NKRI perlu menjaga kewaspadaan tumbuh dan berkembangnya kembali komunis di tanah air tercinta yaitu NKRI,” tambah Kamlin.

Disinggung tentang peran pemerintah yang sudah berupaya meredam ideologi komunis, Kamlin menyebut pemerintah dan rakyatnya perlu untuk menjaga agar ideologi komunis tidak tumbuh dan berkembang kembali di tanah air yang kita cintai. “Ya mungkin ada beberapa pihak sudah merasa cukup, tapi itu pastilah pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Kita sebagai masyarakat tentunya belum puas, karena yang namanya kewaspadaan (terhadap ideologi komunis) tentulah tidak boleh hilang,” terang Kamlin.
Kamlin Sabilillah, Ketua Dewan Pembina Koalisi Masyarakat Indonesia (KAMI)
Pria kelahiran Aceh ini pun merasa prihatin terhadap generasi muda penerus bangsa yang mulai tergerus rasa kebangsaan dan kebudayaan karena dipengaruhi oleh teknologi yang membuat generasi muda hilang rasa kepeduliannya terhadap sejarah. 

Oleh karena itu, Kamlin menambahkan, rasanya pemerintah sangat perlu kembali mengangkat nilai-nilai sejarah demi untuk membangkitkan kembali perjuangan sejarah, agar ke depannya NKRI tetap berjaya untuk selamanya.

Ia pun menolak jika nantinya film Pengkhianatan G30S/PKI tersebut hendak dibuat ulang dalam versi yang lebih kekinian.

“Oh nggak bisa. Bukan kami tidak setuju, yang namanya sejarah tidak bisa mengikuti jaman. Yang namanya sejarah ya sejarah, karena sebagai anak bangsa perlu melestarikannya sesuai dengan kejadian sejarah tersebut,” tegas Kamlin.

Terakhir, Kamlin mengajak masyarakat luas untuk lebih menanamkan kecintaan terhadap negeri ini. “KAMI ingin membangun rasa kebangsaan kita, rasa kebudayaan dan keluhuran kita. Anak-anak muda kita sudah tidak mengenal hal tersebut, malah sibuk dengan ke-modern-an. Mari kita pererat tali silahturahmi sebagai anak bangsa, dengan cara mencari pemimpin yang dapat mengembalikan kebangsaan tanah air Indonesia,” tutup Kamlin. [Red]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2