Pernyataan Sikap GL-Pro 08 dan Emak-Emak Militan Terhadap Pihak Kepolisian

Yofamedia.com, Jakarta - Massa dari Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat (Gempur) menggelar unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu pagi (12/9).

Kehadiran emak-emak ini menuntut keadilan. Gempur meminta orang yang menghalangi aspirasi rakyat tentang gerakan #2019GantiPresiden harus dipidana sesuai dengan Pasal 18 ayat 1 dan 2 UU 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Untuk pengamanan sendiri, Gempur meminta bantuan dari Ormas GL Pro-08 dan Laskar Macan Asia untuk menjaga mereka selama unjuk rasa berjalan.

"Keberadaan kami di sini selaku GL Pro- 08 hanya mengawal, menjaga, mengawasi jangan sampai wanita-wanita ini bisa tergores sedikitpun karena bisa bahaya," ujar Jimmy CK selaku Presiden GL Pro-08.

Namun Jimmy menyesalkan, karena tiba-tiba ada sebagian besar emak-emak yang menyampaikan bahwa mereka melihat 3-4 polisi bersenjata keluar yang membuat emak-emak tersebut otomatis menjadi kaget.

"Saya sangat menyayangkan, kami dari laskar ingin memberi masukan kepada pihak kepolisian jangan lagi ada satu senjata atau anggota itu mengenakan senjata. Orang pakai senjata kan siap nembak. Ok tadi pihak kepolisian bilang sudah protap pak, ok saya paham tapi saya minta kepada polisi tolong yang pakai senjata suruh masuk aja jangan taruh di luar. Senjata ada dua jenis loh, senjata SS 1 apa SS 2, dan senjata gas air mata itu kan sudah antisipasi. Yang dihadapin siapa dulu, yang dihadapin itu emak-emak bukan mahasiswa yang beribu-ribu orang. kurang lebih hanya 200 emak-emak.
Itu harusnya menjadi bahan intropeksi buat kepolisian bahwa yang datang itu emak-emak, sama seperti anda mempunyai ibu, sama seperti saya juga mempunyai istri. Perlakukan mereka dengan adil dan terhormat, apalagi saya sangat menyayangkan yang menjaga di mabes polri itu dihadapkan dengan polisi laki-laki, kan tidak adil semua ini. Ya memang betul ada beberapa polwan tapi semua didominasi oleh laki-laki. Polwan itu cuma sebagai penghubung atau penengah atau mediator, harusnya jangan laki-laki dong main bentak-bentakkan sama ibu-ibu. kalo kita laki-laki sih tidak apa-apa," keluh Jimmy.

Jimmy juga menerima keluhan dari para demonstran perihal pelarangan mereka untuk beribadah di dalam area mabes polri, sehingga kericuhan pun sempat terjadi di sekitar museum polri. Jimmy pun berharap Kapolri Jenderal Tito Karnavian berkenan mememui para demonstran, karena jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, para demonstran yang terdiri dari emak-emak tersebut mengancam akan melakukan aksi telanjang di depan Mabes Polri.

"Saya hanya menyampaikan apa kata mereka, kalau sampai mereka tanggal 20 september tidak dipertemukan dengan Pak Tito Karnavian, mereka akan tidur di depan mabes dan tidak akan memakai baju sampai pak kapolri keluar. Kalo dibilang melanggar kode etik berarti persekusi yang dilakukan oleh pihak kepolisian kepada Neno Warisman dan Ratna Sarumpaet itu tidak melanggar kode etik? Itu justru melanggar HAM, melanggar undang-undang dasar kebebasan berkumpul, berserikat, berpendapat. mereka melakukan itu karena ketidakpuasan, mungkin dengan cara seperti itu mereka bisa dihormati dan dihargai.
Kita memang harus tegas, kalau tidak mau keluar itu pak Titonya, mau ngumpet terus mau sampai kapan  ngumpetnya?" Jelas Jimmy panjang lebar. [Lia]

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2