HARI PAHLAWAN DIPERINGATI DENGAN SEMINAR PANCASILA DAN ISLAM BERKEMAJUAN


Yofamedia.com, Jakarta -- Jumat, 10 November 2017 Bertempat di Aula Ahmad Dahlan, Kantor PP Muhammadi, momentum Hari Pahlawan diperingati dengan penandatanganan MOU antara Muhammdiyah dengan Komunitas Sant’ Egidio yang berbasis di Italia, melalui komitmen dan tindakan bina damai Serta bantuan kemanusiaan di Wilayah konflik dan bencana.

Acara seminar dibuka oleh Bapak Tri Sutrisno, Prof. Dr. Marco lmpagliazzo (President Community of Sant‘ Egidio), dan Dr. Haedar Nashir (Ketua Umum Persyarikatan Muhammadiyah), dengan nara sumber DR. Yudi Latif, Prof. Syatiq Mughni, Hajriyanto Y. Tohari, serta dihadiri berbagai duta besar negara sahabat dan undangan lainnya.

Seminar ini mengangkat Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa dan negara Indonesia, yang menjadi konsensus bersama dan berhasil menjaga kedamaian, serta merawat keberagaman Indonesia.

Pancasila telah membawa Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah India dan Amerika Serikat, yang mampu memoderasi keberagaman tanpa konflik besar berkepanjangan, sehingga keharmonisan bangsa relatif terjaga.

Sejak awaL Pancasila telah dirancang oleh para pendiri bangsa untuk tidak hanya menjadi ideologi nasional, tapi juga memiliki semangat global.

Dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, Presiden Soekarno menyatakan bahwa siIa kedua dari Pancasila dimaksudkan untuk menyebarkan gagasan Pancasila sebagai sebuah nilai universal, melalui konsep internasionalisme dan perikemanusiaan.

Satu dekade setelah pidato tersebut, melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, Soekarno mengilhami negaIa-negara lain untuk menyebarluaskan konsep internasionalisme dan perikemanusiaan ini dalam wujud mempromosikan gagasan dekolonialisasi dan multikulturalisme.
Sebagaimana diakui Nelson Mandela, gerakannya melawan apartheid dan kolonialisme di Afrika Selatan terinspirasi pidato Soekarno di KAA.

Sementara itu, karena Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, masyarakat internasional dan media global kerap mendeskrisipsikan Islam versi Indonesia sebagai toleran dan moderat, dibandingkan negara-negara mayoritas muslim lainnya di kawasan Timur dan Asia Selatan.

Hal ini tak terlepas dari peran 2 organisasi Islam terbesar Indonesia, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah yang mempromosikan nilai universal Rahmatan lil ‘AIamiin.

Pada Muktamar ke-47, Muhammadiyah memperkenalkan konsep Islam Berkemajuan, yang beriringan dengan konsep negara Indonesia dalam cita kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diwujudkan dalam peradaban berkeunggulan. Dalam Konteks kemanusiaan universal, Islam berkemajuan menyemaikan sikap toleran, moderat, terbuka, dan suka bekerjasama dalam orientasi kekinian dan masa depan.

Konsep ini mempromosikan anti-diskriminasi, anti-kekerasan, anti-keterbelakangan, dalam semangat menyebarkan kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup bagi seluruh umat manusia, yang secara jelas menunjukkan visi misi serupa dengan Pancasila.

Lebih dari seabad, Muhammadiyah mengaktualisasikan konsep Islam Berkemajuan ke dalam tindakan nyata melalui ragam layanan amal usaha di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan di wilayah nasional dan internasional.

Salah satu kerjasama intemasional Muhammadiyah dengan Komunitas Sant’Egidio adalah bantuan kemanusiaan di wilayah konflik dan bencana, antara lain perundingan damai antara Pemerintah Philipina dan Moro Islamic Liberation Front (MILF), dan bantuan bagi masyarakat Rohingya.

Komunitas Sant’Egidio juga bergiat mempromosikan Pancasila, misalnya pada pertemuan 2009 di Kementerian Luar Negeri Italia di Roma, dan pada Mei 2017 bekerjasama dengan KBRJ Vatikan menjadi tuan rumah seminar bertajuk Managing Religious Plurality in lndonesia during the Reform Era.

Dalam pertemuan terakhir dengan Menteri Luar Negeri Indonesia di Roma pada 9 Oktober 2017, pendiri Sant’Egidio menyampaikan bahwa "Komunitas Sant‘Egidio percaya pada peradaban hidup bersama, karenanya mempromosikan model persatuan Indonesia dalam keragaman, dalam kerangka demokrasi Pancasila."

Acara ini bertujuan untuk mempromosikan Pancasila dan Islam berkemajuan dalam kerangka dialog dan kerjasama antar-iman dan antar-peradaban di wilayah internasional. [Amhar].

0/Comments = 0 Text / Comments not = 0 Text

Lebih baru Lebih lama
YofaMedia - Your Favourite Media
Ads2