Yofamedia.com, Jakarta - Imparsial (The Indonesian Human Rights Monitor) bersama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengadakan Workshop “Peran Polri dalam Melindungi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya dan Polda Banten" yang dihadiri oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bertempat Di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, [28/07/17]
Kita tahu bahwa Syi'ah sebagai agama itu kuat di negara Iran. Kemudian Islam Jamaah, Ghafatar dll. Aliran yang di nyatakan sesat MUI. Kita (Polri) bisa mengelola dengan menjaga agar tidak ada main hakim sendiri, menjaga serta mengayomi sesuai kode etik di lapangan. Aliran kelompok lain adalah ISIS, beberapa ratus warga negara Indoensia itu ikut dengan ISIS. Ini menjadi potensi sebagai ancaman negara.
Pengalaman Di Poso, Aceh, mereka melatih anggota baru ISIS dan menimbulkan konflik baru di Asia Tenggara. Kemudian terkait Isue " Agama di Indonesia seperti Ahmadiyah serta kelembagaan mereka. Ahmadiyah ini lembaga yg berbasis Internasional. HTI sesuai dengan Perppu sudah di bubarkan ini juga harus di antisipasi kedepannya.
Penghayat Sapta Darma di Lembang (Bandung), Gafatar di Kalimantan, Ahmadiyah, Syiah, sebagai permasalah konflik sosial Aliran sesat yang harus di antisipasi, dimana juga sewaktu waktu akan muncul kembali dengan nama nama aliran sesat lainnya. Polda Metro ada mengungkap kasus baru tentang ujaran kebencian sebagai bisnis yaitu "saracen".
Workshop ini intinya polisi melihat fakta kasus dilapangan khususnya menyinggung keagamaan. Dimana jangan sampai dengan potensi negara yang besar dan kuat ini di rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan menjadi negara gagal seperti beberapa negara di timur tengah yang pecah akibat konflik yang berkepanjangan. Kerjasama dengan Imparsial adalah bertujuan untuk menjaga mayoritas dan minoritas dalam beragama agar terjamin dalam menjalankan ibadah di wilayah RI Khususnya wilayah kerja di Polda Metro Jaya dan Polda Banten.
(Red)
Posting Komentar